Mohon tunggu...
Sita Haryawan
Sita Haryawan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

juru kuncinya http://.dapurkumnyoman.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi darinya Untukku

25 Mei 2012   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:50 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-Untitled #1-
Apa kabar teman ?
lama kita tak saling bertukar kabar
terakhir kau bercerita mengenai dirinya
seseorang yang mengisi hatimu
hmmm…
masihkan dirimu merindukan bayangnya ?
menantang jarak terbentang
menerjang halang yang menghadang
masihkah kau terkenang teman
saat kau melepasnya pergi
untuk kembali berpisah
walau hati tetap menyatu
seakan semua masih terasa nyata bagimu teman
betapa kau begitu bahagia
saat memeluknya untuk sesaat
saat memberinya kecupan di kening
saat dia mengatakan jika memiliki rasa yang sama
saat dia mengatakan dia juga takut kehilangan dirimu
Apa kabarmu teman
Kutunggu cerita bahagiamu
Kuharap itu tak akan lama
dd.5 dec 2009
-Untitled #2-
apa kabar sahabat ?
ya sahabat, dirinya masih mengisi hatiku
senyumnya, tangisnya
bahagianya, sedihnya
semuanya mengisi hatiku juga anganku
sahabat
kuingin selalu ada untuknya
dalam setiap harinya
dalam setiap jamnya
bahkan dalam setiap detik hidupnya
sahabat
seakan sang kala begitu cepat berlalu
merampas setiap detik yang berharga
seakan sang kala enggan berpihak pada kami
membiarkan kami tergilas keadaan
seakan sang kala ikut memusuhi kami
bersekutu dengan segala penghalang
sahabat
sampai kapan kami akan bertahan
aku tak tau.
dd.6 dec 2009
-Untitled #3-
Apa kabar sahabat ?
semoga dirimu baik adanya
sahabat,
ku ingin memberi sebuah hadiah untuk hari ulang tahunnya
sebuah hadiah yang sederhana
ku ingin memberinya biji kembang sepatu
kau mungkin akan tertawa, sahabatku
sahabat,
sengaja kupilih sesuatu yang sederhana
hanyalah sebuah biji kembang sepatu
walaupun seperti tak ada arti
tapi perlu kesabaran untuk mendapatkannya
sahabat,
semua itu hanyalah perlambang
seperti halnya sebuah biji yang akan tumbuh menjadi pohon
bertumbuh sedikit demi sedikit, hari demi hari
demikian harapan mengenai keluarga kami kelak
sebuah keluarga yang akan kami bangun
dengan penuh rasa sayang
sebuah keluarga yang akan kami besarkan
dengan penuh kesabaran
hari demi hari
sampai maut memisahkan
dd.9 dec 2009

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun