Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Rasanya Olahraga di Bulan Ramadan

16 Juli 2014   11:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:11 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Na, Süsse, wie geht's?" Seorang teman menanyakan kabar saya. Ia memanggil saya manis. Saya menjelaskan bahwa saya baik-baik saja hanya sedikit lemes karena puasa. Teman aerobik saya itu pun ingat waktu sedang dirawat di pusat rehabilitasi kesehatan, ada pasien asal Turki yang juga berpuasa. Ia menganggukkan kepalanya meski keningnya sedikit berkerut.

Bagi kawan saya itu, tidak minum kurang sehat untuk empedu. Saya nerangkan padanya bahwa sudah puasa sejak kecil. Semoga tidak ada masalah dengan empedu saya. Yang saya khawatirkan malah bunyi perut yang keroncongan itu lho. Agak mengganggu ... Kalau sedang bertemu orang-orang.

Kawan lain juga mendekat, tertarik untuk mendengarkan percakapan kami tentang Ramadan. Wanita berkacamata itu bertanya apa saya bawa bekal karena olah raga kami baru berakhir pukul 22.00, dimulai pukul 20.30. saya mengangguk, sudah ada air putih rasa stroberi, sebongkah coklat dan kek. Teman saya itu menebak pasti suami saya nanti sudah memasak untuk berbuka. Dan ia benar. Nasi goreng ayam sama lumpia dan krupuk saya santap setiba di rumah pukul 22.15.

Obrolan kami bubar karena pelatih sudah teriak-teriak;"Mädelsssss" Mädels atau Madchen, sebenarnya panggilan untuk anak-anak dan remaja. Tapi memang pelatih suka memanggil muridnya yang kebanyakan oma-oma dengan panggilan itu, biar awet muda. Wajah dan kulit boleh tua, hati dan pikiran selalu fresh tak kalau sama yang muda.

Tadinya, kami ada rencana jalan-jalan saja karena hari cerah. Sayang banyak yang tidak setuju dan memilih aerobik di ruangan. Kami pun mulai pemanasan. Musik mengalun. Yang dipilih lagu Jerman dan Inggris dengan ritme rancak. Wah, melihat oma-oma itu berolahraga justru membuat saya jadi merasa tua karena mereka masih segar bugar melakukan gerakan, saya sudah kecapekan. Saya pun ikut semangat meskipun badan masih terasa lemes. Malu, mosok badan masih muda sudah lebih dari lansia, nggak kuat.

Horee .. Pukul 21.30, langit sudah mulai gelap, saatnya berbuka ... Bismillahhh ... Allahumma laka summtu ... Glek glek, saya teguk air dari tas kulit yang tergolek di pojok ruang olah raga. Sebongkah coklat saya kulum. Olah raga lanjoooot.

Lucu ya? Kalau saya di sini baru buka puasa, teman-teman di Indonesia sedang sahur. Dunia memang beraneka ragam. Kangen memang romantika puasa di tanah air ... kapan ya?

Ah, olah raga belum juga habis. Dikuat-kuatinnn. Saat cooling down, baru disetel musik instrumen dari Suku Indian atau China. Biasanya saya malah tambah ngantuk. Kalau puasa, kok malah tidak? Barangkali tahu kalau waktu berbuka sudah dekat. Hanya saja makanan ada di rumah. Orangnya di gedung olah raga. Tunggu setengah jam lagi, deh.

Gymnastik usai, saya bantu-bantu merapikan alat-alat ke atas loteng gedung. Duhhh ... beratttt padahal cuma 3 lembar karpet senam. Dan teman saya bertanya apa saya lemes waktu olah raga. Saya mengangguk tapi puasa tidak boleh jadi alasan malas berolah raga. Hari ini aerobik, besok nord walking. Dan sudah lumayan sudah diganjel coklat sama dua biskuit. Kami pun berpisah, ia mengingatkan saya untuk tidur pulas nanti. Ah, ya, olah raga di bulan puasa memang berbeda dibanding saat tidak berpuasa. Bagaimanapun saya happy bertemu teman-teman untuk olah raga bersama dan bercakap-cakap sebentar. Hidup itu memang indah. Saya baru saja usai menghirup teh buah pakai madu favorit saya, buatan suami. Hmmmm. Mau?(G76)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun