Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dilarang Kerokan di Jerman, Saya Oleskan Cap Lang Jika Anak Sakit

6 November 2016   20:41 Diperbarui: 6 November 2016   21:36 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Jumat, 4 November yang lalu saya bertolak dari tanah air ke Jerman. Banyak cerita dan kenangan indah yang tidak bakal saya lupakan, selama 2 minggu di Indonesia. Salah satunya, hunting minyak kayu putih aromatheraphy cap lang! Mengapa? Berikut cerita tentangnya.
Pengalaman Pakai Cap Lang di Jerman
Jerman. Negeri kedua setelah Indonesia yang lumayan lama saya tinggali ini pasti dong bikin saya mengalami culture shock, di antaranya pengalaman waktu suami saya dimarahi dokter karena punggungnya merah-merah seperti kerangka tulang ikan! Huh, Kerokan mosok nggak boleh?
Yup. Pasalnya, di negeri tumpangan ini, kerokan dianggap menyakitkan dan saya yang melakukan bisa dituding telah menganiayanya. Bahkan bisa diadukan ke polisi. Ya, ampun! Orang sama suami, mosok nggak sayang dan mau menyiksa? Ya, nggak lahhhh.
Akibatnya, suami yang memang biasanya habis saya kerok, lalu periksa dokter demi mendapatkan Krankenmeldung atau surat ijin tidak masuk kerja selama 3 hari dari dokter itu, kapok.
"OK, lain kali kalau dikerok, diam-diam aja dan tidak ada rencana ke dokter."
Sepertinya, meskipun bule, ia merasakan khasiat kerokan yang mujarab. Badan jadi enteng, apalagi kalau minyaknya pakai cap lang yang baunya semriwing. Pssstt.... TST, Tahu Sama Tahu. Jangan bilang dokter Jerman, ya.
Tidak hanya itu. Anak-anak juga pinter. Mereka itu sudah tahu kalau masuk angin, minta dipijat dengan ramuan; minyak, bawang merah dan garam. Baunya, katanya nggak nahan tapi khasiatnya lebih dari sekedar kata-kata. Habis dipijat dengan itu, besoknya lebih sehat tapi harus mandi biar wangi.
Kalau besoknya harus sekolah dan tidak banyak waktu, biasanya mereka pilih diolesi minyak kayu putih cap lang dan bilang kira-kira begini;
"Mama minta diolesi cairan hijau, perutku sakit" Maksudnya, cairan itu adalah minyak kayu putih Cap Lang.
"Mama, badanku ngga enak..." Anak-anak biasa minta diolesi minyak kayu putih di bagian dada, punggung dan perut, tak lupa titik pusar.
"Mama, ini digigit nyamuk." Kulit yang aneh, sama-sama digigit nyamuk, bekasnya beda. Jika hanya titik merah di pori-pori kulit saya, di kulit mereka akan muncul bengkak merah. Setelah diolesi minyak kayu putih, biasanya mendingan.
Itu tadi contoh kalimat anak-anak, menyinggung cap lang.
Lucu ya ... Anak bule dan tinggal di Jerman, kok suka minyak kayu putih cap lang yang baunya untuk ukuran hidung orang  asing seperti Jerman, sangat kuat. Gambarannya, di Jerman, durian yang super enak dan wangi saja, eeee... dibilang busuk. Orang Jerman memang tidak model seperti kita, yang suka minyak-minyakan.
Hmmm.... Sekarang, tambah seru lagi karena ada minyak kayu putih aromatheraphy Lavender, Rose dan Green Tea. Ekaliptus sendiri sudah kami pakai di Jerman sejak lama, kini tampil dengan kemasan baru. Sulingan minyak atsiri alami itu dari tanaman Ekaliptus. Ekaliptus sendiri juga bahan ramuan yang dikenal masyarakat Jerman secara meluas.
Mengapa Cap Lang Sangat Istimewa?
Setelah menjelajah di internet, saya baru tahu kalau awalnya, minyak angin Cap Lang adalah ciptaan ahli kimia Jerman, William Hoffman di Singapura tahun 1932. Wow, mengejutkan! Nama keluarga Hoffman sendiri, saya kenal sebagai pencipta lagu.
Karena diciptakan Hoffman, tak heran jika dulunya nama tidak hanya minyak angin Cap Lang tapi minyak angin Jerman Cap Lang. Sekembalinya Hoffman ke Jerman dan menjual mereknya, embel-embel Jerman dihilangkan dan perusahaan mencoba memproduksi semuanya di dalam negeri. Produk anak negeri.

Pabrik yang menghasilkan minyak kayu putih Cap Lang ada di Tangerang, Banten. Pabrik sudah ada sebelum saya lahir, yakni tahun 1973. Berarti usaha selama lebih dari 40 tahun itu sukses dan menjadi icon di hati masyarakat Indonesia, tak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. Juga Jerman, negeri asal peramu Cap Lang. Luar biasa.

Kalau persediaan minyak habis dan belum ada jadwal ke Indonesia, ya beli di on line shopping. Yang 100 ml, 6,99€ dan 7,99€ untuk botol 120 ml. Mahal ya? Maklum, impor. Sayang, untuk produk minyak kayu putih aromatheraphy, tidak ada persediaan. Makanya ketika ketika Indonesia, saya cari. Saya suka yang Rose dan Lavendel. Rose karena bunga kesayangan saya yang hidup di 4 musim. Baunya, romantis. Lavendel karena bunga ini paling banyak tumbuh dan digunakan di Jerman. Bunga yang sangat sehat dengan kehidupan kami. Wanginya, menenangkan.

Sayangnya, tidak semua toko peritel Indonesia menyediakannya. Kebanyakan hanya minyak kayu putih aromatheraphy Ekaliptus. Carinya susah!
Oh, ya. Tetap takjub karena produk sejenis farmasi mereka itu tak hanya minyak telon Cap Lang dan minyak kayu putih cajuput Cap Lang, yang turun temurun dipakai keluarga bapak-ibu kami (mereka ada di kisaran usia 70 tahun ke atas) dan saya pakai di Jerman sejak anak-anak masih bayi. Sebenarnya, ada juga minyak gandapura dan minyak urut GPU, yang pernah kami pakai, meski tak sesering minyak kayu putih.
Luar biasa bukan? Pilihannya banyak.
Hati-Hati Produk Palsu Cap Lang
Tahun lalu, saat berkunjung ke tanah air dan mengikuti kelas membatik, saya terlibat perbincangan dengan para pembatik.
"Mbak ini tadi baru beli minyak Cap Lang masih segelan tapi begitu dibuka baunya, kok beda..." Pembatik mungil yang sudah lima tahun jadi buruh di homeindustry itu curhat.
"Kok, bisa? Ada struk pembelian? Bisa dikembalikan dan protes, kan?" Usul saya meluncur begitu saja. Saya tidak tahu apakah sistem pelayanan terhadap konsumen di tanah air sudah mulai berubah, meniru Jerman atau belum.
Nah, dari peristiwa itu tentu membuat si mbak dan saya berhati-hati membeli produk massal yang disukai dan dibutuhkan masyarakat Indonesia itu. Kemasan boleh sama tapi kalau isi beda, harus ada curiga! Waspadalah .... di Indonesia banyak barang yang mudah dipalsukan. Kepedulian aparat dan masyarakat sendiri terkesan kadang kurang tinggi, cuek.
***
Persediaan minyak kayu putih Cap Lang di rumah kami di Jerman masih ada tapi ya itu tadi, mumpung pulang ke tanah air beberapa hari yang lalu, oleh-olehnya tetap minyak kayu putih aromatheraphy Cap Lang yang ukuran besar. Lebih hemat dan bisa untuk jangka waktu lama. Selain minyak yang menghangatkan badan, aromanya hebat dengan beragam pilihan.
Makanya kalau anak-anak masuk angin, pilek atau tak enak badan, kata dokter Jerman tidak boleh kerokan, ya sudah, diolesi minyak kayu putih aromatheraphy Cap Lang saja.
Selain itu, tak lupa mengajari mereka menyanyikan lagu anak-anak Indonesia yang saya kenal pada masa kanak-kanak;
"Minyak kayu putih, digosok di kepala.
Bendera merah putih, bendera Indonesia."(G76)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun