Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup

Dilarang Kerokan di Jerman, Saya Oleskan Cap Lang Jika Anak Sakit

6 November 2016   20:41 Diperbarui: 6 November 2016   21:36 237 3
Jumat, 4 November yang lalu saya bertolak dari tanah air ke Jerman. Banyak cerita dan kenangan indah yang tidak bakal saya lupakan, selama 2 minggu di Indonesia. Salah satunya, hunting minyak kayu putih aromatheraphy cap lang! Mengapa? Berikut cerita tentangnya.
Pengalaman Pakai Cap Lang di Jerman
Jerman. Negeri kedua setelah Indonesia yang lumayan lama saya tinggali ini pasti dong bikin saya mengalami culture shock, di antaranya pengalaman waktu suami saya dimarahi dokter karena punggungnya merah-merah seperti kerangka tulang ikan! Huh, Kerokan mosok nggak boleh?
Yup. Pasalnya, di negeri tumpangan ini, kerokan dianggap menyakitkan dan saya yang melakukan bisa dituding telah menganiayanya. Bahkan bisa diadukan ke polisi. Ya, ampun! Orang sama suami, mosok nggak sayang dan mau menyiksa? Ya, nggak lahhhh.
Akibatnya, suami yang memang biasanya habis saya kerok, lalu periksa dokter demi mendapatkan Krankenmeldung atau surat ijin tidak masuk kerja selama 3 hari dari dokter itu, kapok.
"OK, lain kali kalau dikerok, diam-diam aja dan tidak ada rencana ke dokter."
Sepertinya, meskipun bule, ia merasakan khasiat kerokan yang mujarab. Badan jadi enteng, apalagi kalau minyaknya pakai cap lang yang baunya semriwing. Pssstt.... TST, Tahu Sama Tahu. Jangan bilang dokter Jerman, ya.
Tidak hanya itu. Anak-anak juga pinter. Mereka itu sudah tahu kalau masuk angin, minta dipijat dengan ramuan; minyak, bawang merah dan garam. Baunya, katanya nggak nahan tapi khasiatnya lebih dari sekedar kata-kata. Habis dipijat dengan itu, besoknya lebih sehat tapi harus mandi biar wangi.
Kalau besoknya harus sekolah dan tidak banyak waktu, biasanya mereka pilih diolesi minyak kayu putih cap lang dan bilang kira-kira begini;
"Mama minta diolesi cairan hijau, perutku sakit" Maksudnya, cairan itu adalah minyak kayu putih Cap Lang.
"Mama, badanku ngga enak..." Anak-anak biasa minta diolesi minyak kayu putih di bagian dada, punggung dan perut, tak lupa titik pusar.
"Mama, ini digigit nyamuk." Kulit yang aneh, sama-sama digigit nyamuk, bekasnya beda. Jika hanya titik merah di pori-pori kulit saya, di kulit mereka akan muncul bengkak merah. Setelah diolesi minyak kayu putih, biasanya mendingan.
Itu tadi contoh kalimat anak-anak, menyinggung cap lang.
Lucu ya ... Anak bule dan tinggal di Jerman, kok suka minyak kayu putih cap lang yang baunya untuk ukuran hidung orang  asing seperti Jerman, sangat kuat. Gambarannya, di Jerman, durian yang super enak dan wangi saja, eeee... dibilang busuk. Orang Jerman memang tidak model seperti kita, yang suka minyak-minyakan.
Hmmm.... Sekarang, tambah seru lagi karena ada minyak kayu putih aromatheraphy Lavender, Rose dan Green Tea. Ekaliptus sendiri sudah kami pakai di Jerman sejak lama, kini tampil dengan kemasan baru. Sulingan minyak atsiri alami itu dari tanaman Ekaliptus. Ekaliptus sendiri juga bahan ramuan yang dikenal masyarakat Jerman secara meluas.
Mengapa Cap Lang Sangat Istimewa?
Setelah menjelajah di internet, saya baru tahu kalau awalnya, minyak angin Cap Lang adalah ciptaan ahli kimia Jerman, William Hoffman di Singapura tahun 1932. Wow, mengejutkan! Nama keluarga Hoffman sendiri, saya kenal sebagai pencipta lagu.
Karena diciptakan Hoffman, tak heran jika dulunya nama tidak hanya minyak angin Cap Lang tapi minyak angin Jerman Cap Lang. Sekembalinya Hoffman ke Jerman dan menjual mereknya, embel-embel Jerman dihilangkan dan perusahaan mencoba memproduksi semuanya di dalam negeri. Produk anak negeri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun