Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Musim Semi

23 Februari 2021   05:11 Diperbarui: 23 Februari 2021   05:35 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hallo Dy,

Sudah lama nggak curhat

Seminggu ini, salju sudah mencair, matahari sudah makin ceria saja menyinari bumi. Hangatnya terasa sampai di dada. Yaaah, lupa foto levitasi lagi dengan background salju. Nunggu akhir tahun ini, deh.

Untungnya, ada yang baru menanti. Ai, musim semi, Dy!

Kamu tahu, kan. Musim di Jerman ada 4. Setelah sejak Desember sampai Februari ada musim dingin, di mana temperatur udara sangat rendah dan turun salju sesekali, semua pepohonan mati kecuali Tannenbaum atau cemara. Hewan-hewan juga punya waktu khusus untuk tidur sepanjang waktu. Namanya Winterschlaf. Mereka juga punya Winterfell, di mana kulit mereka akan dibalut dengan kulit yang berbeda dengan musim panas. Jadi, lebih tebal begitu, kayak aku pas lagi pakai 5 jaket, Dy.

Oi, lihat, Dy, mulai banyak orang Jerman berjalan-jalan di depan rumah. Maklum, rumah kami paling ujung dekat dengan hutan. Semua orang ingin ke hutan dan melihat puncak bukit "cinta" yang indah di seberang sana. Nggak jauh, Dy. Butuh 30 menit untuk sampai ke puncaknya. Dari atas bukit, bisa melihat semua desa di 4 penjuru. Keren, ya? Seperti berada di negeri di atas langit. Hikmah pandemi, kami sering mengitari daerah ini, dua kali lebih sering dari sebelum corona. Coba kalau tinggal di kota, memandangi tembok selama lock down rasanya  pasti eneg.

Oh, ya, orang-orang yang berjalan-jalan di Jerman, biasanya menampakkan kemesraan yang tentu berbeda dengan yang tampak di Indonesia, Dy. Semua nggak malu-malu mencurahkan kasih sayang dengan sentuhan tangan. Mulai dari remaja sampai kakek-nenek, mereka bergandengan tangan. Ah, seolah dunia milik berdua saja. Kalau begitu, aku ngontrak, ya, Dy? Ih, kasihan, deh.

Dy, ingat, kan? Musim semi ini kan waktunya bersih-bersih teras, balkon, kebun... pokoknya di luar ruangan begitu, deh. Kalau bulan-bulan kemarin rasanya malas, dingin! Wajah dan tangan seperti disambit batu kalau berada terlalu lama di kebun. Yup, sudah tiba saatnya aku menanam mawar di depan tembok yang baru jadi November tahun lalu. Pikirku, supaya keindahan tidak hanya di dalam kebun kami tapi juga di sepanjang gang depan rumah kami. Agar para kumbang dan kupu-kupu terbang lalu menari-nari di sana-sini.

Bersyukur. Sudah ada voucher toko bunga yang dihadiahkan tante Baerbel waktu aku ultah Januari lalu. Kemudian voucher dari suami dan anak-anak waktu Valentine kemarin. Intinya, aku mau borong kembang mawar berduri yang harum sekali. Selain mawar tahan hidup 4 musim, rasanya berbagi pemandangan yang menyejukkan mata, mengharumkan hidung siapapun yang lewat adalah ibadah. 

Dy, aku sudah mulai gemes keluar kebun. Aku yakin, rumput juga mulai menggeliat menampakkan kehijauannya. Bunga-bunga mulai bangun dari tidur. Belum ada bunganya, hanya daun hijau kecil-kecil mulai malu nongol di sana-sini. Iya, minggu ini, akhir pekan minggu ini harus ke toko bunga dan berkebun. 

Sudah ya, Dy, sudah malam. Besok ada sekolah online. Aku harus berangkat tidur. Supaya besok bisa bangun pagi. Jumpa lagi! (G76)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun