Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Ruang Kelas sebagai Guru Kedua bagi Anak-anak

20 Februari 2021   06:16 Diperbarui: 20 Februari 2021   08:04 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Box di mana ada baju-baju karnaval sangat menarik bagi anak-anak untuk bermain teater "Vater, Mutter, Kind" (ayah ibu dan anak), Play dooh atau malam dengan warna-warni akan mendorong anak bereksperimen dengan cetakan atau telenan berikut penggiling adonan.

Kelima, ruangan yang mendukung daya pikir anak. 

Mainan lego berukuran besar sangat bagus untuk anak-anak TK. Kemampuan motorik anak dikawinkan dengan kemampuan kognitif berpikir anak untuk membangun menara misalnya bisa mulai dirangsang pada umur 1 tahun. Dua sampai tiga lego sudah cukup bagus. 

Bagi anak yang sudah agak besar, sebuah pojok bengkel sangat menarik bagi mereka yang tangannya terampil. Tentu saja bahan yang dipilih, tetap memperhatikan segi keselamatan anak.

Dari semua fungsi ruangan, guru kelas sebagai guru pertama anak-anak di dalam kelas harus tetap mengawasi apa yang dikerjakan anak-anak. Sebaiknya membantu jika diperlukan, jangan mudah mengintervensi anak untuk belajar sendiri dengan apa yang dialaminya dari usia dini. 

Schildkrote, si kura-kura (Dokumentasi Gana)
Schildkrote, si kura-kura (Dokumentasi Gana)
Anak yang belajar dari kesalahan biasanya akan mengalami proses belajar untuk tidak mengulanginya lagi, sampai berhasil. Anak yang sering dilarang, akan takut untuk mencoba, takut mengalami sesuatu yang baru dan takut membuat kesalahan sebelum melakukannya. dan akan kehilangan rasa percaya diri untuk bersosialisasi. 

Biarkan mereka bebas merdeka, dengan tetap mementingkan aturan yang ada. Tak ubahnya bermain layang-layang, bebas mengangkasa dan ditarik ulur sesuai dengan angin yang menghembusnya.

Fisch, si ikan (Dokumentasi Gana)
Fisch, si ikan (Dokumentasi Gana)
Pancing kreativitas dengan dekorasi tiap musim

Selain meneliti apakah ruangan anak-anak di TK memenuhi kebutuhan peserta didik demi merangsang kemampuan mereka, ruangan yang dekoratif akan mampu mendorong kreativitas anak mulai dari kecil.

Di taman kanak-kanak Jerman, sudah hal yang lumrah ketika guru menginspirasi murid-muridnya dengan merancang dekorasi berbeda di setiap musim. Maklum, Jerman adalah negara dengan 4 musim yang berganti setiap 3 bulan sekali.

Misalnya sekarang ini menuju pergantian musim salju ke musim semi, hiasan yang menggambarkan suasana di musim dingin akan diganti. Artinya tidak ada lagi kapas yang melukiskan salju di jendela kaca. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun