Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

7 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Bertamu di Jerman

18 Desember 2020   18:49 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/bearfotos)

Menjadi tamu di Jerman, tidak seperti di tanah air, di mana pemilik rumah akan menjamu tamu bak raja sehari. Semua makanan dikeluarkan, jika perlu keluar rumah pergi ke warung atau toko untuk melengkapi dan tidak hanya minuman.

Bertandang ke rumah orang Jerman, pemilik rumah akan menanyakan "Was moechtest du zum Trinken?" atau mau minum apa? Jangan menjawab "Ah, nggak usah" seperti saat tinggal di tanah air karena itu artinya meski kamu seharian bertamu tidak akan diberi minum setetespun kecuali nanti bilang sendiri minta.

Lha, bukankah tadi sudah bilang tidak usah? Padahal di dalam budaya Jawa misalnya, ini termasuk budaya "pekewuh" atau sopan-santun. Yang artinya malu untuk bilang "iya" padahal haus kerongkongan, makanya tadi bilang "tidak usah repot-repot."

Minuman yang disediakan di Jerman biasanya "Wasser" (air putih), "Apfelschoerle" (Jus apel berkarbonasi), "Saft" (jus), "Kaffee" (kopi) atau "Tee" (teh). Meskipun orang Jerman suka minum alkohol seperti bir atau "Wein", jangan harap saat bertamu dikasih kecuali pada malam hari.

Kalau di tanah air ada snack seperti pisang goreng, mendoan, bolu kukus, buah-buahan atau snack lainnya di atas meja yang disuguhkan, tidak begitu yang akan kita lihat di Jerman. Saya ingat sekali ketika janjian dengan teman suami yang punya peternakan kura-kura. Setiba di sana, kami disuguhi minuman. Setelah dua jam saya gelisah, saya kira kue yang nangkring di atas meja dapur dipersiapkan untuk kami. Ternyata tidak! 

Saat pulang dan ada di tempat parkir depan rumah si empunya, saya masih melongo, rupanya kunjungan hari ini tanpa snack. Tahu gitu, selain membawa "Mitbringsel", saya bawa kue atau "Kuchen" bikinan sendiri untuk dimakan bersama-sama. Kasihan perut ini menderita keroncongan....


Yahhh, salah kami juga ya, tujuannya untuk melihat kura-kura bukan untuk tujuan khusus. Jika tujuan kita bertamu sudah jelas yakni untuk "Kaffee trinken" atau adat Jerman minum kopi dan snack sore-sore, akan ada minuman dan kue yang akan dihaturkan di atas meja tanpa komando. Artinya persediaan kue akan disiapkan pemilik rumah dan tamu yang akan berkunjung.

Kalau kita pulang dan kue kita sisa, boleh kita bawa pulang kembali. Atau jika kita ingin menghadiahkannya kepada empunya rumah juga lebih bagus. Namun, tidak ada budaya bungkus seperti di tanah air, di mana kita bisa membungkus roti atau penganan dari pemilik rumah sebagai oleh-oleh.

6. Ucapkan terima kasih

Selama bertamu dan memasuki masa makan siang atau makan malam, kita juga tidak bisa berharap bahwa kita akan diajak makan, kecuali memang sudah direncana.

Tidak ada kalimat impian:

  • "Kalian belum makan siang/malam, bukan? Ayo mari sama-sama makan bersama kami."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun