Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

7 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Bertamu di Jerman

18 Desember 2020   18:49 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/bearfotos)

Jika kami dari Semarang ke Surabaya dalam rangka sebuah acara dan ternyata ada saudara yang tinggal di sana, adat mampir adalah wajib. Disempat-sempatkan mampir meski hanya sebentar demi mengucap salam, minum teh/makan snack dan ngobrol sebentar lalu pulang  atau SMP -- selesai makan pulang.

Biasanya acara mampir ini mendadak, tidak ada telepon, e-mail, atau whatsapp sebagai prolog. Pasti yang didatangi kaget tapi bahagianya bukan kepalang. Iya, kan?

Jangan harap ini akan terjadi di Jerman. Rata-rata orang Jerman tidak suka "Besuch" atau kunjungan tamu, apalagi yang tidak direncana. Maklum, karakter orang Jerman kan penuh dengan rencana alias "Plannung", tidak suka "Ueberraschung" alias kejutan.

Lah, tambah parah kalau si Gastgeber/in" atau pemilik rumah, punya penyakit jantung lalu jantungan, bukan? 

Hargai adat orang Jerman. Pepatah Jerman bunyinya begini "Andere Laender, andere Sitte" atau lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Tiap negara punya adat sendiri. Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung, artinya kalau di Jerman ikut adat Jerman dan jika di Indonesia ikut adat Indonesia. Akur....

Lantas bagaimana, dong caranya untuk bertamu?


Buat janji! "Termin" namanya. Bisa dengan telepon, whatsapp, e-mail, surat atau bahkan ketika bertemu si orang yang akan kita kunjungi di supermarket saat belanja juga bisa. Artinya harus direncanakan terlebih dahulu.

Bisa saja kalau misalnya hari ini bertemu saat shopping jam 10 pagi lalu janjian jam 12 siang untuk makan siang bareng. Asal si empunya rumah ada waktu dan sedang berlega hati, bisa saja terjadi. Meski hanya 2 jam kemudian.

Artinya, ada persiapan dari yang punya rumah. Mungkin saja yang berantakan dirapikan dulu, bisa jadi dari yang tidak ada snack dipanggang kue apel atau kue keju dulu. Dua jam cukup lah. Tidak asal nubruk. Idih....

Pernah saya cerita, bukan, bahwa ketika saya datang ke rumah tetangga depan rumah yang umur 80 tahun dan tiap hari di rumah sendirian, saya ditolak untuk bertamu "Maaf ya, jangan bertamu hari ini, besok-besok saja."

Kaget namun tanpa menanyakan sebabnya, saya mohon pamit dan tidak jadi masuk rumah. Padahal saya ingin membahagiakan dia supaya tidak sunyi, senyap, sendiri. Rupanya saya salah sangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun