Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

7 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Bertamu di Jerman

18 Desember 2020   18:49 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:44 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/bearfotos)

Sebentar, kalau yang punya rumah ada  anak bagaimana? Bawalah coklat atau mainan kecil. Saya biasa menghadiahi buku bersticker atau buku bergambar dan atau alat gambar untuk anak kecil dan coklat untuk anak yang sudah remaja.

Ingat, jangan oleh-olehi anak Jerman mainan berwujud pistol, pedang, kapak, pisau dan sejenisnya. Mengapa? Jerman punya peribahasa "Schere, Messer, Feuer, Licht sind fuer kleine Kinder nicht" bahwasannya; gunting, pisau, api, strom adalah ha-hal yang berbahaya bagi anak-anak. Jika menghadiahi pistol, ini sama saja dengan pendidikan zaman nggak enak di Jerman. Tabu!

Khusus untuk bertamu ke rumah orang yang baru saja pindah, sudah saya jelaskan dalam salah satu buku saya; bawalah roti dan garam. Dua bahan pangan ini sangat essensial di dalam kehidupan Jerman.

Orang Jerman makan roti bukan nasi. Sedangkan garam adalah bumbu paling penting dalam kehidupan manusia. "Mitbringsel" atau "Geschenk" itu sebagai doa tamu bagi pemilik rumah baru supaya sejahtera pangan sepanjang hidup.

3. Lepaslah Sepatu/Sandal (Hausschuhe/Schlappen)

Dalam webinar sudah saya jelaskan sedikit bahwa sebagian besar orang Jerman tidak punya pembantu. Sekalipun dia punya pabrik besar, sekalipun dia orang terkenal, mandiri! Jikapun ada atau punya pembantu itu hanya "pocokan", dipakai hanya jika ada pesta besar atau ada orang sakit.


Artinya itu dengan hitungan perjam, satu jamnya 10 euro atau Rp 170.000 an. Tinggal mengalikan saja kalau setiap hari 2 jam selama sebulan sudah berapa dana yang harus dipersiapkan. Orang Jerman lebih menyenangi traveling. Uangnya untuk pos relaksasi, pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Ide yang cemerlang. Kami sudah coba, bagaimana dengan Anda?

Nah, lantaran tidak punya pembantu yang separoh hari atau 24 jam seperti di Indonesia, dan harus kerja keras sendiri, saya perhatikan banyak orang Jerman yang menyukai melepas  alas kaki dan memakai kaos kaki saja atau "Hausschuhe" (sepatu yang hanya boleh dipakai di dalam rumah) atau "Schlappen", sandal rumahan. Supaya lantai tetap terjaga kebersihannya dan tidak perlu setiap hari atau setiap saat membersihkannya.

Di depan pintu utama, biasanya ada kumpulan sandal rumahan yang bisa dipakai tamu. Bentuknya bisa besar atau biasa. Yang besar, berarti ini untuk menjadi dermaga bagi sepatu atau sandal yang kita pakai. Alias kita tidak usah melepas alas kaki, tinggal memasukkan kaki beralas kaki ke dalam selop raksasa.

Biasanya ini ada di taman kanak-kanak, seperti di tempat saya bekerja. Agar para tamu tidak perlu repot bongkar pasang sepatu dan sekalian mereka mengepel lantai dari gerakan berat memasuki ruangan.

Pelepasan alas kaki ketika bertamu ini tidak diperintah oleh yang punya rumah, biasanya tamu sudah tahu sendiri untuk melepas sepatu sebagai adat bertamu di Jerman. Istilahnya, kalau di rumah saya saja begitu, pasti sama halnya dengan tamu di rumah orang lain. Sebagai tamu tidak ingin membuat repot empunya rumah membersihkan kotoran dari alas kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun