Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

50 Kasus Pelecehan Seksual terhadap Anak dan Remaja Terjadi Setiap Hari di Jerman

30 Juli 2020   19:57 Diperbarui: 31 Juli 2020   12:56 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika orang tua terbukti melanggar UU tersebut, anak bisa diambil oleh negara dan diberikan pada keluarga lain yang mampu meneruskan merawat dan membesarkan anak tersebut.

Kembali soal pelecehan seksual. Sudah ada aturan yang tegas bagi pelaku, 10 tahun penjara! Jika korban sampai meninggal, hukumannya adalah seumur hidup!!! Itu berlaku bagi setiap pelaku yang sudah dewasa bahkan remaja lebih dari 14 tahun ke atas. Kurang apa?! Pelakunya saja yang memang kurang ajar. Setop lecehkan anak.

Betul sudah ada hukuman yang lumayan bikin merinding. Sepuluh tahun di dalam penjara atau seumur hidup itu rasanya pasti tersiksa; mati segan hidup tak mau. Tetapi itu belum cukup menjadi efek jera bagi pelaku atau calon pelaku.

Bahkan menurut studi Statista tahun 2020, jumlah korbannya semakin naik dari tahun ke tahun. Tahun 2019 saja, jumlah korban adalah 15.701 atau 1.291 kasus lebih banyak dari tahun 2018 (14.410). Atau boleh dikatakan tahun 2019 memiliki kasus pelecehan anak dan remaja tertinggi selama 10 tahun terakhir.

Deskripsi yang sangat mengerikan saat BKA (Bundeskriminalamt) memberitakan bahwa setiap hari terjadi 50 kasus pelecehan anak dan remaja di Jerman. 

Bahkan tahun 2017 disebutkan bahwa dari 143 anak di bawah umur 14 tahun meninggal karena pelecehan seksual. 112 anak di antaranya berumur 6 tahun ke bawah. 


Dari data identifikasi, mereka ternyata mengalami luka-luka siksaan seperti patah tulang, kulit lebam, gigi tanggal akibat dipukul dan sejenisnya.

Was-was sekali dan sedih, karena kami juga punya anak. Mana ada harimau makan anaknya? Kita ini manusia, bisa ya setelah dibikin bersama-sama dengan cinta lalu melecehkan, menyiksa dan membunuh mereka?

Siapa para pelakunya?

Terperanjat jika membaca laporan bahwa mayoritas pelaku pelecehan seksual adalah orang-orang yang dekat dengan korban. Contohnya saja orang tua, teman dari keluarga, tetangga, guru, atau pastor/pendeta. Artinya 2/3 dari jumlah kasus yang ada, pelaku adalah orang yang kenal dengan korban. Atau 30% dari kasus dari keluarga dekat. Hanya 20% saja dari orang yang tidak dikenal.

Bagaimana bisa itu terjadi? Biasanya para pelaku berusaha keras untuk mengenal korbannya. Contohnya memberi hadiah. Supaya ada perhatian besar dari anak pada pelaku. Namanya anak-anak. Anak mana yang tidak suka diberi hadiah. Saya saja happy banget, apalagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun