Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semarang Tertinggi Kasus Corona di Jateng, Ikuti Anjuran Pemerintah, Dong

21 April 2020   01:38 Diperbarui: 21 April 2020   01:38 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Asal nggak batuk, nggak bakal nular."

"Jika sehat, semua virus lenyap."

Tetapi jika nantinya ada yang sakit, nasi telah menjadi bubur. Kita nggak bisa kembali ke masa lalu supaya nggak datang untuk menemui orang-orang yang kita cintai karena di masa corona itu berbahaya.

Kalau tidak tertular, bisa menulari. Jadi, jangan ngotot mudik, deh. Di rumah saja. Sudah banyak media yang bisa mengantarkan rasa kangen dan kasih sayang. Ada whatsapp, ada skype, ada telepon, ada e-mail dan seterusnya. Kurang apa lagi, coba?

Jangan Bandel

Sangat disayangkan jika pemerintah sudah berupaya baik untuk mengerem angka korban tapi  kesadaran masing-masing individu terlihat masih rendah bahkan terkesan menyepelekan. Menganggap bahwa virus corona ini biasa dan aktivitas harus tetap berjalan seperti biasa.

Saya masih ingat kasus di grup facebook MIK Semarang, grup yang mengunggah banyak anjuran dari pemerintah. Suatu hari ada komentar dari salah satu anggota yang kurang enak dengan menyalahkan pemerintah yang menyengsarakan warga dengan banyak aturan ketat, nggak boleh jualan, nggak boleh keluar, nggak boleh ini-itu.

Karena diingatkan anggota lainnya dalam komentar tidak terima, ia marah dan menantang untuk berkelahi Andika warga Semarang Barat diamankan polisi karena memprotes penutupan jalan di Semarang..

Untungnya, pelaku meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Semua direkam dalam video dan diposting dalam group. Hati-hati ya, komentar di media social. Meski bebas, tetap ada adabnya. Nggak boleh sembarangan. Pelajaran itu akan menjadi teladan bagi kita semua dalam bersosialisasi di dunia maya.

Zaman corona ini semua orang susah, jika sudah ada yang ngatur, taatlah. Saya ingat film "Pandemic", di mana sebuah pesawat membawa penumpang dari Australia, salah satunya meninggal di tempat duduknya karena virus. Alhasil, begitu tiba di tempat tujuan, diputuskan oleh maskapai dan pemerintah bahwa semua dikarantina.

Sayangnya, satu penumpang berhasil melarikan diri. Si pria berpikir bahwa virus itu tidak berbahaya. Sebagai businessman, ia tidak mau kehilangan rejeki menjual kapal pesiar. Ia merasa harus bertemu dengan pembeli dan tidak mengindahkan anjuran tim kesehatan untuk mengikuti cek kesehatan dalam masa karantina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun