Ciri Terkena Virus Corona
Di dalam mobil menuju Jerman, kami ngobrol. Anak saya cerita, dia sering dibully karena virus ini. Banyak temannya yang memanggil dengan sebutan "Corona" atau jika anak saya yang kedua lewat, mereka berteriak "Corona timeeeee."
Bahkan pernah ada anak laki-laki yang blak-blakan bertanya, "Kamu kena Corona, ya?" Temannya enggak bisa membedakan mana orang Indonesia dan China.
"Memangnya kenapa. Kamu mau aku bagi. Nyohhhh...nyohhh... uhuhkkk." Saking jengkelnya, anak saya pura-pura batuk. Si bocah bubar jalan.
Seorang teman dekat yang bertemu dengan kami, juga takut kalau ketularan virus. Ia berniat memeriksakan diri. Setelah menelepon departemen kesehatan, ia ditanya tentang gejala keluhan yang ia alami. Solusinya, ia tidak perlu diperiksa secara khusus. Pihak rumah sakit setempat mengeluh, banyak orang panik dan teror telepon.
Kompasianer, apa saja gejala yang mengacu keterangan bahwa seseorang positif terkena virus Corona?
Dalam dokumentasi Galileo, diserukan bahwa demam, batuk kering, nafas pendek, sesak nafas dan lelah adalah gejala pentingnya.
Dibandingkan dengan flu biasa, Corona ini lebih lambat. Bisa saja butuh 14 hari sampai gejala terlihat setelah bertemu dengan penderita yang positif. Maka dari itu biasanya karantina orang yang lapor untuk tes adalah 2 minggu.
Bahkan pria dari Hubei mengalami gejala setelah 27 hari sebelumnya terjangkit.
Apa yang Harus Kami Lakukan Supaya Tidak Tertular?
Dalam kejadian ini, berada di Milan memang membuat takut, meski di beberapa toilet telah disediakan cairan disinfektan biar kuman, bakteri, virus mati.
Saya sudah wanti-wanti anak-anak untuk mencuci tangan selalu sebelum dan sesudah makan dengan sabun kalau perlu dan antiseptik, jaga jarak dengan orang asing yang ditemui, mulut ditutup dengan syal, masker atau tisu, membuka pintu dengan siku (jangan telapak tangan atau kaki seperti ajaran tik tik alay), serta jika bersin ditutup dengan siku tangan bukan telapak. Itu dalam hidup, selama di Milan atau di mana saja.