Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Heboh Virus Corona di Milan

28 Februari 2020   14:13 Diperbarui: 28 Februari 2020   19:42 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang di Italia (dok.Gana)

Orang Jerman menyebut kota di Italia Ini, Mailand. Sedangkan orang Italia sendiri menyebutnya Milano. Kita mengenalnya sebagai Milan, kota pusat mode dan desain atau kota yang mengingatkan kita akan klub AC Milan.

Kota Milan masuk wilayah Lombardi, Italia bagian utara. Salah satu kota terpenting di dunia.

Di balik kemegahannya, sekarang turun angka kelahirannya karena kurangnya dukungan keluarga pada calon ibu, seperti tidak ada hubungan keluarga atau nenek kakek yang membantu seorang ibu mengurus anak ketika habis melahirkan dan ingin kembali bekerja. Jadi lebih baik tidak hamil (lagi).

Walaupun begitu, Milan tetap dihuni 3,1 juta orang, sebenarnya hanya 1,4 juta warga asli, sisanya pendatang dari segala penjuru Italia dan luar negeri. Konon sejak Brexit 31 Januari 2020 resmi berlaku, banyak orang pindah ke Milan. Anda mau ikutan?

Bagi yang sudah berkunjung ke Milan, cerita kali ini akan mengantar Anda ke masa nostalgia. Jika belum, tulisan ini akan mengajak Anda berkelana barang sejenak di dunia maya. Etapi....enggak usah ke sana sekarang, jangan. Bahaya virus corona.

Virus Corona Sampai ke Milan

Dom, tricycle dan kerumunan (dok.Gana)
Dom, tricycle dan kerumunan (dok.Gana)
Sejak Sabtu, 22 Februari 2020, masyarakat dunia membicarakan Lombardi, Italia Utara. Mengapa? Sebab virus Corona membunuh pria berumur 78 tahun di Veneto yang bertemu dengan seorang pria, yang mana, sebelum pertemuan mereka, pria tersebut telah mengadakan kunjungan ke China. Seorang perempuan berumur 77 tahun di Lombardi juga meninggal karenanya. 

Diberitakan oleh media massa, sudah ada 76 orang lainnya yang terinfeksi virus ini: 54 tinggal di Lombardi, 17 di Veneto, 2 di Emilia-Romagna, 2 orang dari Wuhan, China yang tinggal di Lazio dan 1 di Piedmont. 

Hari Selasa, 22 Februari 2020 seorang pria 62 tahun dari Tessin, kota lainnya di Italia dikabarkan meninggal setelah sebelumnya jalan-jalan di Milan.

Fashion week yang sudah ditunggu-tunggu pecinta fashion tetap berjalan. Sama halnya dengan pertandingan Intermilan, the Play must go on. Namun, itu semua tanpa penonton, demi menghindari penularan virus di antara kerumunan massa.

Awas virus (dok.Gana)
Awas virus (dok.Gana)
Berita tentang Corona memang menyeramkan dan enggak boleh dianggap remeh. Bahkan, saat akan kembali jalan-jalan ke Milan, untuk menuju ke kota besar itu, kami harus mengendarai mobil dan melewati Swiss. Setidaknya butuh 4 jam sampai sana lewat jalan tol. Untung saja pemandangan indah bertebaran di sana-sini. 

Trem (dok.Gana)
Trem (dok.Gana)
Jajaran pegunungan tinggi, air terjun, rumah-rumah beratap batu dan segala sesuatu yang mengingatkan akan suasana pedesaan. 

Entah berapa terowongan panjang yang telah kami lalui, bahkan pikiran negatif terus menghantui pikiran bikin hati terasa ciut. Namun, saya tetap percaya bahwa Tuhan dan malaikat ada di mana-mana, itu pasti.

Sightseeing Bus (dok.Gana)
Sightseeing Bus (dok.Gana)

Malas jalan, naik bis saja (dok. Gana)
Malas jalan, naik bis saja (dok. Gana)

Masker dan Cairan Antiseptik Laris dan Mahal
Ngomong-ngomong tentang Swiss, negara yang terkenal dengan keju seperti Appenzeller. Sampai hari ini pemerintahannya menyatakan enggak ada kasus yang dilaporkan. Padahal di Jerman sudah ada kasus yang dibahas baru-baru ini. 

Seorang pria yang baru mengunjungi Milan, terjangkit virus Corona ini. Lain halnya dengan pemerintahan Italia yang langsung sigap melakukan tindak lanjut dan enggak menganggap remeh masalah itu. Akibatnya beberapa hari setelah kembali ke Jerman hari Senin minggu ini, kota Milan ditutup. Tidak ada yang boleh masuk dan keluar kota; Terisolasi.

Bahaya diskon mengintai (dok.Gana)
Bahaya diskon mengintai (dok.Gana)

Enggak heran jika dari kerumunan orang yang kami temui di pusat kota pada hari Sabtu minggu lalu, beberapa orang memakai masker. 

Diberitakan radio di dalam mobil yang kami tumpangi bahwa masker laris manis dan bisa jadi sebagai barang langka di pasaran. 

Hal yang saya yakin juga terjadi di Jakarta. Pasti bukan hanya demi memproteksi dari debu, tapi dari penularan virus yang lagi ngetren itu. Lebih baik mencegah daripada mengobati

 

Ngga ada masker, syal pun jadi (dok.Gana)
Ngga ada masker, syal pun jadi (dok.Gana)

Apa bir Corona | Dokpri
Apa bir Corona | Dokpri

Ciri Terkena Virus Corona
Di dalam mobil menuju Jerman, kami ngobrol. Anak saya cerita, dia sering dibully karena virus ini. Banyak temannya yang memanggil dengan sebutan "Corona" atau jika anak saya yang kedua lewat, mereka berteriak "Corona timeeeee."

Bahkan pernah ada anak laki-laki yang blak-blakan bertanya, "Kamu kena Corona, ya?" Temannya enggak bisa membedakan mana orang Indonesia dan China. 

"Memangnya kenapa. Kamu mau aku bagi. Nyohhhh...nyohhh... uhuhkkk." Saking jengkelnya, anak saya pura-pura batuk. Si bocah bubar jalan.

Seorang teman dekat yang bertemu dengan kami, juga takut kalau ketularan virus. Ia berniat memeriksakan diri. Setelah menelepon departemen kesehatan, ia ditanya tentang gejala keluhan yang ia alami. Solusinya, ia tidak perlu diperiksa secara khusus. Pihak rumah sakit setempat mengeluh, banyak orang panik dan teror telepon.

Kompasianer, apa saja gejala yang mengacu keterangan bahwa seseorang positif terkena virus Corona?

Dalam dokumentasi Galileo, diserukan bahwa demam, batuk kering, nafas pendek, sesak nafas dan lelah adalah gejala pentingnya.

Dibandingkan dengan flu biasa, Corona ini lebih lambat. Bisa saja butuh 14 hari sampai gejala terlihat setelah bertemu dengan penderita yang positif. Maka dari itu biasanya karantina orang yang lapor untuk tes adalah 2 minggu.

Bahkan pria dari Hubei mengalami gejala setelah 27 hari sebelumnya terjangkit.

Apa yang Harus Kami Lakukan Supaya Tidak Tertular?
Dalam kejadian ini, berada di Milan memang membuat takut, meski di beberapa toilet telah disediakan cairan disinfektan biar kuman, bakteri, virus mati. 

Saya sudah wanti-wanti anak-anak untuk mencuci tangan selalu sebelum dan sesudah makan dengan sabun kalau perlu dan antiseptik, jaga jarak dengan orang asing yang ditemui, mulut ditutup dengan syal, masker atau tisu, membuka pintu dengan siku (jangan telapak tangan atau kaki seperti ajaran tik tik alay), serta jika bersin ditutup dengan siku tangan bukan telapak. Itu dalam hidup, selama di Milan atau di mana saja.

***
Perjalanan yang menegangkan, tapi kami enggak lupa kemegahan Milan akan bangunan Dom bergaya gotik warna putih yang dikerubuti rombongan manusia sampai gerombolan burung dara warna hitam, shopping center, tempat kuliner, balkon dan jalanan sempit khas Italia.

Berita heboh virus Corona dari sana jadi kaca bagi Indonesia. Apakah pemerintahan kita enggak menganggap remeh hal ini atau sebaliknya? Bagaimana dengan Anda? (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun