Aku pernah membunuh sepi. Kubenamkan ia di dalam kawah panas hingar-bingar. Kemudian oleh waktu aku dihukum di penjara ketakutan pada keramaian.
Sekarang aku telah berdamai dengan sepi. Kami sering bermain bersama walau sesekali muncul kebencian karena sepi seringkali mengajak membunuh karunia kecerian. Tak kutunjukkan rasa itu demi kehidupan.
Kupikir perlu sesekali jadi orang munafik saat bersama sepi. Berteman dengannya secara total. Seolah menjadi dirinya di kedalaman luka dan duka, namun tanpa sepengetahuannya aku juga berhubungan dengan sukacita. Ini kulakukan agar sepi tak merasa terbuang sebagai bagian ruang dan waktu. Selain itu aku ingin, ia memiliki teman saat menghadapi hening.
Tahukah kau? Sepi paling takut pada hening. Oleh hening sepi seringkali dipaksa belajar tentang aneka warna kehidupan. Sementara bagi sepi, kehidupan seringkali tak punya arti apapun. Itulah kenapa hening kuatir sepi menghancurkan dirinya di ruang putus asa.
Akupun tak ingin tiba-tiba sepi berlaku begitu. Marah pada kecerdasan, dan menghancurkan semua pemilik kedamaian.
Kini aku berteman dengan banyak turunan sepi. Inilah cara menebus kesalahan dan menjaga relasi masa lalu, sekaligus memperkuat relasi masa kini.
______