Menelusuri Kearifan Lokal di Desa Wisata Pentingsari: Catatan Perjalanan Fieldtrip

Pada tanggal 24 Mei 2025, saya melakukan fieldtrip yang diadakan oleh salah satu mata kuliah yang saya ikuti. Fieldtrip dilaksanakan selama dua hari satu malam dan bertujuan ke dua kota, yaitu Yogyakarta dan Solo. Total terdapat tiga destinasi yang saya kunjungi, yaitu Desa Pentingsari yang berada di Yogyakarta, Pura Mangkunegaran dan Museum Sangiran yang berada di Solo. Dari ketiga destinasi yang saya kunjungi, saya paling suka dengan Desa Wisata Pentingsari. Saya selalu senang saat berkunjung ke desa wisata dan dapat berinteraksi langsung dengan para masyarakat lokal yang berada di desa tersebut.

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan saat berada di Desa Wisata Pentingsari. Hal pertama yang kami dapatkan saat sampai di destinasi adalah disambut dengan para karyawan dan kami langsung diarahkan ke pendopo milik mereka dan langsung diberikan santapan untuk makan siang. Lalu kami diberikan pemaparan materi terkait sejarah, bagaimana kondisi ekonomi, pengelolaan, dan perencanaan dari desa wisata itu sendiri. Setelah itu rombongan kami pun diajak berkeliling desa untuk melihat seperti apa kondisi desa tersebut dan beberapa hal yang menjadi highlight di desa itu tersebut. Lalu kami diajarkan cara membuat wedang dan diberikan pemahaman mengenai manfaat-manfaat dari bahan-bahan wedang yang disediakan. Setelah berkeliling dan melakukan beberapa aktivitas, rombongan kami pun diarahkan kembali ke pendopo untuk diberikan snack sekaligus penutupan dari tour.

Pembuatan Wedang di Pentingsari

Sejarah Pentingsari yang saya dapatkan adalah tentang bagaimana ekonomi mereka pada saat awal-awal desa tersebut terbangun. Pada 1990-an, Pentingsari adalah dusun miskin dengan tantangan ekonomi yang sulit. Pemimpin desa merasakan banyak kesulitan dalam awal tahap ingin mengembangkan desanya. Hal yang paling susah diubah adalah rasa percaya diri yang dimiliki para masyarakat pada saat itu. Para masyarakat merasa bahwa mereka tidak memiliki apapun untuk ditawarkan sebagai tempat wisata. Namun, melalui pengembangan desa wisata di tahun 2008, keajaiban dan transformasi terjadi. Kini, Pentingsari bukan hanya desa yang mandiri secara ekonomi, tetapi juga menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin menggali potensi alam dan budaya mereka. Transformasi luar biasa ini adalah cerminan tekad dan kolaborasi masyarakat untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan menginspirasi generasi mendatang.

Pemaparan Sejarah  dan Kondisi Ekonomi Pentingsari

Makanan yang disajikan Desa Pentingsari sangat sangat sangat enak. Saat makan siang kami disediakan menu makanan yang beragam (lele, telur, urap, sayur kuah, tempe, dan buah pisang). Saat diajak berkeliling desa, kami diperlihatkan area camping ground, beberapa homestay, dan masih terdapat beberapa spot yang berada di dalam desa. Setelah diajak berkeliling, kami diajak untuk mencoba meracik wedang sendiri dan diberikan pengetahuan akan manfaat-manfaat dari kandungan setiap bahan yang digunakan pada wedang kita. Lalu sebelum pulang, kami diberikan snack sebelum pulang, terdapat beberapa macam jajanan tradisional, seperti klepon, sosis solo, kacang rebus, wedang, dan buah pisang. Banyak hal yang membuat saya merasa sangat senang di Desa Pentingsari. Dimulai dari menu makan siang yang diberikan yang terasa seperti masakan rumah sederhana. Lalu pemaparan materi yang sangat insightful, berkeliling desa sehingga saya dapat melihat bagaimana kondisi desa tersebut, dan saat akhir pun kami masih diberikan snack. Lalu meskipun Desa Pentingsari tidak memiliki daya tarik wisata, desa ini dapat memberikan wisata edukasi, wisata petualangan, dan wisata budaya.

Makan Siang di Desa Pentingsari