Mohon tunggu...
Gabriela Natasya Manueke
Gabriela Natasya Manueke Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Minim Talenta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Toleransi di Negara Bhinneka Tunggal Ika

21 Februari 2018   07:56 Diperbarui: 21 Februari 2018   08:51 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada beberapa hari yang lalu Indonesia dikejutkan oleh serangan yang terjadi di Gereja St. Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta.Penyerangan dilakukan oleh seorang pria yang berstatus mahasiswa kepada beberapa jemaat dan romo yang sedang menghadiri misa pagi. Penyerangan dilakukan dengan senjata berupa pedang. 

Selain itu pelaku juga merusak patung Yesus dan Bunda Maria yang terdapat di kiri dan kanan altar di dalam gereja. Tepatnya, penyeragan tersebut terjadi pada Minggu, (11/2) pukul 07.30 WIB.

Pelaku penyerangan sempat juga melukai ketika aparat kepolisian setempat berusaha bernegosiasi. Terpaksa polisi menembak kaki pelaku penyerangan. 

Dilansir dari Kompas.com setelah ditelusuri pelaku penyerangan tersebut adalah teroris. Pria bernama Suliono tersebut merupakan bagian dari jaringan teroris. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto pada Senin (12/2/2018).

Intoleran di Kota Toleran

Peristiwa ini sejatinya kembali mencoreng citra Indonesia yang kental dengan toleransi terlebih Kota Yogyakarta sebagai kota yang penuh toleransi. Belum lama juga kita mendengar kasus pelarangan bakti sosial yang akan diadakan oleh salah satu gereja di Bantul, Yogyakarta. 

Tepatnya di gereja Santo Paulus, Pringgolayan, Bantul, Yogyakarta. Sejumlah ormas yang mengatasnamakan Front Jihad Islam (FJI), Forum Umat Islam (FUI) dan Majelis Mujahidin Indonesia melarang adanya kegiatan bakti sosial. 

Alasan yang dilontarkan oleh salah satu Komandan Front Jihad Islam, Abdurrahman, bakti sosial tersebut adalah salah satu bagian dari kristenisasi.Menurut saya yang adalah seorang kristiani tentu saja saya sedih dan kecewa dengan adanya kedua peristiwa ini. 

Pertama, Bagaimana tidak? Tidak hanya melukai pemuka agama saja, pelaku bahkan melukai beberapa jemaat. Saya tidak lagi melihat dari latar belakang agama apa pelaku tersebut. Bagi saya yang sangat disayangkan adalah hilangnya atau pudarnya rasa kemanusiaan pelaku. Entah dengan alasan apapun menyerang orang lain adalah perilaku kriminal yang harus diproses secara hukum. 

Kedua, ketika gereja dituduh melakukan kristenisasi itu adalah hal yang sedikit lucu menurut saya. Karena gereja tersebut adalah gereja Katholik bukannya gereja Kristen. 

Selain itu pihak gereja melakukan bakti sosial dengan menjual paket sembako secara murah tanpa embel-embel apapun. Bahkan tujuan diadakannyapun jelas untuk memperingati ulang tahun Gereja Santo Paulus dan merayakan pengesahan dari paroki administratif menjadi paroki mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun