Mohon tunggu...
Gabriel Lintang
Gabriel Lintang Mohon Tunggu... Freelancer - Suka nulis, jarang ngoceh, kadang membaca

Orang yang ngambil jurusan bahasa waktu SMA dan masuk ke prodi ilmu komunikasi di perguruan tinggi. Bisa berbicara 4 bahasa (Indonesia - Jawa - Inggris - Jepang)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Inggris di Sekolah Itu Tidak Berguna! Benarkah?

30 Desember 2019   15:59 Diperbarui: 30 Desember 2019   16:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://esqcourse.com/

"Hiduplah seolah kau akan mati besok. Belajarlah seolah kau akan hidup selamanya." - Mahatma Gandhi

Kita hidup di dunia yang dimana terdapat banyak bahasa dari seluruh pelosok bumi, mulai dari bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia, Spanyol, Jepang, Arab, Latin, dan lain sebagainya. Karena keberagaman bahasa itu, maka diperlukan suatu bahasa internasional yang dapat digunakan untuk berkomunikasi di mana saja. Maka pada abad ke-20, bahasa Inggris pun menjadi bahasa internasional menggantikan bahasa Jerman.

Apakah bahasa Inggris sebegitu penting sehingga kita harus mempelajarinya? Padahal bahasa Inggris dianggap sebagai bahasa yang membuat stres bagi sebagian orang. Terdapat beberapa alasan mengapa mereka kesulitan untuk belajar bahasa wajib ini. Yang pertama adalah tidak minat akan bahasa tersebut dan lebih mementingkan bahasa Indonesia serta bahasa etnis karena mereka berpikir akan tinggal di tanah ini selamanya, karena itu bahasa Inggris tidak terlalu diperlukan. Yang kedua yaitu malas untuk belajar. Problema ini tidak dapat ditinggalkan walau bahasa Inggris terus menyebar ke seluruh wilayah Indonesia seiring berjalannya waktu.

Akan tetapi kita tidak bisa terus menyalahkan mengapa seorang individu tidak ingin belajar bahasa Inggris. Sistem kurikulum Indonesia dari dulu hingga saat ini hanya mengajarkan kita dalam bentuk materi pembelajaran, bukan praktek sehari-hari maupun percakapan yang membuat kita dapat berkomunikasi dengan orang luar. Namun ada suatu cara efektif yang dapat meningkatkan jumlah kata dan gaya bahasa seseorang, yaitu dengan bermain game atau menonton film.

Seperti yang kita tahu, sudah tidak asing lagi dimana seseorang yang sering mendapatkan nilai bagus saat pelajaran bahasa Inggris di sekolah kebanyakan adalah individu yang memiliki kebiasaan nyaris sama, yakni maniak film atau pemain video game. Hal tersebut dikarenakan bahasa yang digunakan dalam film maupun video game adalah bahasa ringan yang biasa diterapkan sehari-hari. Hal tersebut dapat meningkatkan kosa kata seseorang secara tidak langsung.

Sedangkan di sekolah, bahasa Inggris yang kita dapatkan hanya berupa materi dan sedikit praktik. Sehingga banyak individu yang hanya bergantung pada hafalan, bukan terapan. Akibatnya ketika seseorang mengajaknya untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris, individu tersebut akan kebingungan dan kemungkinan besar menjawab pertanyaan tersebut dengan kalimat yang berbelit-belit karena ia hanya berfokus pada hafalan yang ada di sekolah. Itulah kekurangan kurikulum pada masa kini.

www.kampunginggris.id
www.kampunginggris.id
Jadi, apakah belajar bahasa Inggris di sekolah adalah suatu hal yang sia-sia? Jawabannya tentu saja tidak.

Mungkin bagi para maniak film yang sudah banyak menonton film barat, mereka dapat berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan lancar dan bahasa yang digunakan pun dapat mudah dimengerti. Namun walaupun mereka bisa dibilang "pandai bicara", belum tentu mereka dapat menjawab pertanyaan yang diajukan seseorang yang melakukan hafalan materi di sekolah. Materi-materi berat seperti noun phrase, tense, dan unreal condition kemungkinan tidak bisa dijawab oleh mereka yang jago bicara melalui film maupun game, apalagi jika berbicara mengenai sastra Inggris.

Pembelajaran di rumah dengan menonton film atau bermain game memang paling efektif untuk belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Akan tetapi jika ingin belajar lebih dalam lagi, mereka harus datang ke sekolah dan mempelajarinya bersama guru maupun teman sebaya. Wacana kemendikbud Nadiem Makarim memang sangat baik dimana ia ingin agar bahasa Inggris yang diajarkan di sekolah ditujukan untuk percakapan sehari-hari, namun bukan berarti materi bahasa Inggris yang ada di kurikulum lama ditinggalkan dan tidak diajarkan. Semuanya harus berjalan secara bersamaan, tidak bersebrangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun