Mohon tunggu...
gabriele richard
gabriele richard Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komponis,arranger,musisi,penulis

Lahir di kota Purbalingga 15 Mei 1966 Ayah mantan TNI yang pensiun dini untuk mengabdi di dinas Kabupaten Purbalingga,wafat tahun 1981 Ibu seorang wanita desa biasa ,wafat tahun 2016 Satu keluarga terdiri dari sembilan bersaudar,yang bungsu telah wafat di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Radikalisme Bukan Akhlak Muslim, Investigation Holy by Gabriele Richard and The Holy Spirit

20 November 2019   18:11 Diperbarui: 20 November 2019   18:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Astaghfirullah Al ' adziiiim..La Haula Wala Quwwatta Ila Billahi 'aliyyil 'adziiim..

Saudara...
Sangat ironis ketika 16 November 2019,ada umat manusia yang menanyakan lebih berjasa siapa antara Rasulullah Nabi Muhammad SAW dengan Ir Soekarno .Alm.

Bahkan oleh putri Ir Soekarno sendiri,ibu Sukmawatie Soeakarno Putri. Dan hal itu dilontarkannya dalam acara : BANGKITKAN NASIONALISME BERSAMA KITA TANGKAL RADIKALISME DAN BERANTAS TERORISME

Beberapa pihak muslim berreaksi..dan Alhamdulillahirobbil 'alamin..masih menempuh prosedur yang lurus. Dan...semula saya juga shock menyaksikan pidato itu,tapi saya bersabar menanti suatu inspirasi tepat untuk menjawab pertanyaan itu.

Dalam beberapa kalimat ibu Sukmawati,ada hal yang positif untuk di simak ,yakni menyampaikan sejarah perjuangan pendahulu kita.
- Ir Soekarno terus melawan aturan Belanda yang melarang kata " Merdeka " untuk Indonesia
- Ir Soekarno menangisi rakyat yang bodoh akibat penjajahan
- Pejuang merobek bendera biru Belanda dan menaikan kembali warna Merah Putihnya.

Ibu Sukmawati ingin menegur penerus Kartosuwiryo yang ingin mendirikan negara Islam di saat Republik Indonesia baru di rebut kemerdekaannya oleh para pejuang yang jutaan jiwa berguguran.

Tetapi. Mohon maaf..beliau Ibu Sukmawati adalah saksi sejarah penderitaan rakyat di masa penjajahan dan beliau terimbas pembodohan oleh imperalisme.

Maka, beliau tidak mampu mengungkapkan betapa besar jasa para pendahulu dan tidak mampu menggunakan bahasa yang tepat untuk menegur pihak yang tidak menyertakan Merah Putih Pancasila dalam pergerakan perjuangan Islam.

Sehingga kalimat beliau hingga menyentuh Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Beliau kurang kunjungan para ahli dan para sahid yang bersedia mengasuh hingga jiwa raga beliau benar benar bernadi Islam. Maka., bukan sepenuhnya kesalahan beliau dalam pidato 16 November 2019.

Beliau malah radikal dalam mencecar para Khilafah yang ingin merombak negara tanpa Pancasila. Tetapi, jika kita lekas tidak menerima dan membuat aksi aksi merugikan diri dan banyak fihak,maka kitapun sudah termasuk radikal kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun