Mohon tunggu...
Furqan Cholish
Furqan Cholish Mohon Tunggu... Mahasiswa

Ilmu Tanpa Amal Bagaikan Pohon Tak Berbuah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maulid Nabi: Dari Spirit Kelahiran Menuju Etika Perdamaian di Tengah Kerusuhan

14 September 2025   13:17 Diperbarui: 14 September 2025   13:23 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan tersebut menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar momen seremonial, akan tetapi juga refleksi moral. Di tengah kerusuhan Indonesia, Maulid juga menjadi pengingat akan misi Nabi muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kerusuhan dipandang bukan hanya sekadar amarah spontan, melainkan tanda ketidakadilan struktural dan kegagalan komunikasi kekuasaan. Nabi memberi teladan melalui dialog, keadilan, dan perdamaian, bukan kekerasan. Dalam konteks Indonesia, spirit Maulid harus diwujudkan dalam keberanian melawan ketidakadilan, memperjuangkan ruang dialog, serta membangun kepemimpinan yang adil dan manusiawi.
Tulisan ini menegaskan bahwa kerusuhan yang kerap muncul di Indonesia mencerminkan adanya ketidakadilan sosial dan kegagalan negara mendengar aspirasi rakyat. Kekerasan rakyat adalah bahasa terakhir ketika ruang demokrasi ditutup dan suara publik dibungkam. Dalam konteks ini, perayaan Maulid Nabi harus dimaknai sebagai kritik moral terhadap kekuasaan: penguasa seharusnya lebih mengutamakan dialog, mendengar keluhan rakyat kecil, dan menjauhi sikap represif.

Tanggapan
Tulisan ini sangat relevan, karena mengaitkan kondisi sosial-politik Indonesia dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid memang seharusnya tidak berhenti pada perayaan ritual, tetapi menjadi kritik moral bagi penguasa sekaligus dorongan etis bagi masyarakat. Pesan bahwa kekerasan rakyat merupakan ekspresi dari suara yang dibungkam sangat tajam, sehingga spirit Nabi yang menekankan dialog dan keadilan benar-benar penting untuk diterapkan. Indonesia butuh kepemimpinan yang meneladani Nabi: mendengar rakyat, menciptakan ruang aman untuk aspirasi, dan menjadikan politik sebagai jalan damai, bukan represi.

Penulis: Muhammad Furqan Cholish

NIM:12405041020014

Dosen Pengampuh: Drs.Study Rizal LK. M.Ag.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun