Mohon tunggu...
Funpol
Funpol Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tumbuh dan Menggugah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lelang Kepulauan Widi, Kekhawatiran terhadap Dampak Sosial dan Ekosistem

5 Desember 2022   16:16 Diperbarui: 5 Desember 2022   16:29 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : cnnindonesia.com

Pelelangan hak pengembangan atas kepulauan Widi rencananya akan dilakukan pada minggu depan. Berdasarkan rencana, terdapat lebih dari 100 pulau tropis yang akan dilelang.

Banyak pihak yang merasakan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan yang akan ditimbulkan, sebab berdasarkan iklan yang ditampilkan Sotheby, salah satu perusahaan lelang asal AS menjelaskan bahwa lokasi tersebut dengan sebutan "salah satu ekosisitem atol karang paling utuh yang tersisa di Bumi."

Kepulauan Widi termasuk dari ribuan pulau yang tidak berpenghuni dan berada di zona perindungan laut di kawasan "Segitiga Karang" yang terletak di Indonesia timur.

Rencananya, Sotheby's Concierge Auctions akan dilelang pada tanggal 8-14 Desember 2022 di New York.

Penjualan pulau kepada non-Indonesia saat ini masih dilarang, oleh sebab itu pembelian akan dilakukan dengan cara menawar untuk saham PT. Leadership Island  Indonesia (PT LII)

PT LII termasuk badan usaha kategori Penanaman Modal Asing (PMA) yang memiliki lisensi hak untuk mengembangkan resort yang ramah lingkungan serta berbagai properti hunian mewah di daerah cagar alam.

Para konservasionis juga merasakan kekhawatirannya, menurut mereka pembangunan tersebut akan menimbulkan terputusnya akses komunitas lokal dan mengamcam ekosistem yang ada.

Diketahui bahwa Kepulauan Widi memiliki ekosistem hutan hujan, hutan bakau, laguna, danau, dan terumbu karang yang menjadi rumah bagi banyak kehidupan laut.

Mohammad Abdi Suhufan, koordinator nasional di Destructive Fishing Watch Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan penyidikan atas lelang yang akan dilaksanakan itu, karena menurutnya akan berdampak kepada masyarakat setempat baik secara sosial maupun ekonomi.

"Tempat penangkapan ikan bagi nelayan yang sudah digunakan secara turun-menurun akan dibatasi." Jelasnya yang dilansir Guardian

"Saat ini, pemerintah gencar menarik investasi asing untuk mendapatkan penerimaan negara. Tidak boleh ada peraturan yang diubah untuk meloloskan rencana ini." Lanjut Suhufan.

Selain itu, Iwan Sofiawan yang merupakan ahli lingkungan lokal mempertanyakan proyek tersebut. "Bagaimana bisa dijamin pulau-pulau ini tidak akan dieksploitasi untuk kegitan pariwisata? Dan bagaimana dengan akses masyarakat lokal setelah pulau pulau itu menjadi milik pribadi?"

Kepulauan yang berada di timur Laut Bali itu terdapat sekitar 25.000 hektar, dan disebut sebagai "salah satu ekosistem atol karang paling utuh yang tersisa di Bumi."

Selain itu, Sotheby juga mengakui lokasi tersebut berlimpah varietas fauna dengan jumlah yang luar biasa, serta menjadi rumah bagi ratusan spesies langka dan terancam punah seperti paus biru, hiu paus, dan berbagai spesies spesien lain yang belum ditemukan.

Menanggapi kekhawatiran dari berbagai pihak, Wakil Presiden Eksekutif Sotheby's Concierge Auction, Charlie Smith melalui emailnya kepada Gurardian menjelaskan bahwa PT LII akan terlibat aktif, dan tidak seluruh proyek akan diserahkan.

Sotheby menerangkan bahwa PT LII rencananya hanya akan menggarap kurang dari 1 persen dari total hutan hujan yang ada, serta hanya 0,005 persen dari seluruh cagar alam. Serta terdapat berbagai area yang terlarang untuk dikunjungi turis, dan di ruang tertentu akan dibatasi jumlah tamu yang masuk.

Anggaran yang dikeluarkan PT LII untuk menggarap proyek ini sekitar 1,5 juta dollar AS atau sekitar 23,3 miliar rupiah pada tahun pertama yang digunakan untuk patroli keamanan yang dilakukan oleh polisi dan angkatan laut dan ditahun kedua baru akan dilaksanakan program penelitian.

Kepulauan Widi selama ini tidak lepas dari ancaman para pemburu sirip hiu, penggundulan hutan, dan pemburuan spesies yang terancam punah. Menurutnya, ketika wilayah itu dibiarkan tidak tersentuh, hanya akan melanjutkan tekanan yang terjadi terhadap ekosisitem yang ada.

Sektor bisnis, memiliki peran penting dalam melestarikan ekosistem di kepulauan tersebut, termasuk dengan membuka layanan pengembangan landasan udara pribadi untuk melayani tamu dari berbagai daerah seperti Bali, Jakarta, dan lainnya.

"setiap miliader dapat memiliki pulau pribadi, tetapi hanya satu yang dapat memiliki kesemaptan eksklusif yang tersebar di lebih dari 100 pulau ini." Lanjut Smith

Selain berbagai kekayaan ekosistem yang dimiliki Kepulauan Widi, di dekatnya terdapat air dingin dengan kaya nutrisi yang didorong ke dasar rantai pengunungan bawah laut yang terhubung ke Palung Mariana, yang merupakan palung terdalam di Bumi.

Dengan berbagai keisitimewaannya, Kepulauan Widi direncanakan akan menjadi tempat yang sempurna untuk kawin, melahirkan, isitirahat bagi ratusan spesies langka dan terancam punah.

Meskipun tidak disebutkan harga awal pada pelelangan tersebut, diketahui bahwa para penawar diminta untuk memberikan deposit sebesar 100.000 dollar (Rp 1,5 miliar).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun