Mohon tunggu...
Fuad Marzuki
Fuad Marzuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Youth beginner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Nyadran di Sidoarjo

11 November 2022   00:43 Diperbarui: 11 November 2022   00:50 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketingan, di sana melakukan pelaksanaan selametan dan berdoa. Setelah waktu pukul 07.00 WIB, diteruskan perjalanan ke Selat Madura, setelah sampai di sana para warga yang ikut turun dari perahu untuk mandi di Selat Madura, air di sana sangat segar dan kedalaman di Selat madura sangat dangkal sehingga anak-anak ikut mandi juga. 

Dengan tidak mandi saja, tetapi mereka juga mencari kupang terus hasil pencariannya di bawah pulang untuk di kelola dan menjualnya. Mereka terus mencari hingga sampai pukul 10.00 WIB mereka bersiap-siap untuk kembali ke Desa Balongdowo dengan hati yang bahagia karena selesai melakukan ritual Nyadran tersebut. 

Ketika di perjalanan mereka sangat ceria dengan diiringi mendengarkan sebuah lagi yang berada di kapalnya dan menikmati suasana pulang yang pemandangannya sangat bagus.

Setiap tradisi pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, kekurangan dari tradisi Nyadran ini yaitu, kurangnya penertiban yang perlu di benahi, seperti di tradisi Nyadran ini pas waktu acara sebelum ritual, mereka bergoyang-goyang di perahu dengan membawa minuman keras, membuat orang luar yang baru melihatnya membuat ganjal akan tradisi ini. 

Padahal tradisi Nyadran ini apabila disajikan dengan rapi bisa di jadikan sebagai objek wisata sangat menarik dan juga bisa menambah pendapatan di daerah tersebut.

Mari kita jaga tradisi kita jikalau memang tradisi itu tidak menyesatkan agar tradisi itu tidak luntur dengan menjalankan tradisi itu dengan sebagaimana mestinya, jangan hanya mengikuti saat waktu senangnya saja, tetapi kita juga harus mengikuti secara rinci pelaksanaan tradisi tersebut agar kita sebagai generasi penerus bisa melakukan tradisi tersebut dengan sesuai dan tidak mengurangi urutan kegiatan pelaksanaannya dan tidak juga menambahi kegiatan pelaksanaannya apalagi ditambahi dengan kegiatan yang negatif.

 Tetapi memang kalau penambahan kegiatan itu bisa menumbuhkan rasa yang membuat agar para generasi penerus semangat dan mempunyai minat untuk meneruskan tradisi tersebut, boleh dilakukan,  asal tidak dengan kegiatan yang negatif.

Kita sebagai pemuda harus bisa melihat mana tradisi yang baik dan yang buruk, apalagi di era zaman teknologi ini gampang sekali melakukan penyebaran-penyebaran berita agar orang-orang mengikuti tradisi itu, maka kita juga harus menyelidiki terlebih dahulu apakah tradisi itu perlu dijaga ataukah malah perlu di binasakan. 

Karena terkadang ada tradisi itu yang bisa membantu kemajuan negara dan ada juga yang malah menghancurkan negara, maka kita sebagai pemuda harus ikut berperan sebagai penegak kebenaran di masyarakat.

           

Refrensi:         

  • Bambang, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun