Mohon tunggu...
Fuad Marzuki
Fuad Marzuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Youth beginner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Nyadran di Sidoarjo

11 November 2022   00:43 Diperbarui: 11 November 2022   00:50 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyaknya negara di dunia yang luas ini di dalamnya ada banyak manusia yang pemikiran dan kepercayaan yang berbeda-beda.

Perbedaan  tersebut membuat muncul banyaknya tradisi di setiap negara, maupun setiap daerah di dalam negara tersebut, yang akhirnya di akui oleh sebuah negara yang menjadikan tradisi tersebut menjadi ciri atau jati diri yang melekat pada suatu negara untuk membedakan negara satu dengan negara lain yang disebut Identitas Nasional.

Di setiap negara pasti mempunyai Identitas Nasional. Identitas Nasional yaitu meliputi agama, kebudayaan, suku, bahasa, dll. begitu pula di negara Indonesia, negara yang dikenal dengan negara yang mempunyai banyak pulau dan negara yang kaya akan sumber daya alam, di negara Indonesia ini juga kaya akan tradisi. 

Saking banyaknya tradisi sampai-sampai satu kabupaten maupun satu kecamatan ada yang mempunyai lebih dari 2 tradisi, seperti di Sidoarjo memiliki tradisi lelang bandeng, jaran kepang, nyadran dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kali ini saya akan memperkenalkan kepada pembaca yang belum tahu dan yang bagi yang sudah tahu agar menjaga agar tetap melestarikan tradisi ini, tradisi tersebut dikenal dengan istilah "Nyadran" yang dilaksanakan di kabupaten Sidoarjo, kec. Candi, Desa Balongdowo, Desa Bluru Kidul, dan Sawohan. Tradisi Nyadran adalah sebagai upaya penghormatan kepada roh leluhur dan menunjukkan sebuah bentuk rasa syukur para nelayan kepada sang pencipta.

Gelar acara tradisi ini dilakukan memakai tanggalan Jawa yaitu pada setiap bulan Ruwah (pada saat bulan purnama), acaranya dimulai tengah malam. 

Pada siang harinya orang-orang di sana menyiapkan berbagai persiapan yang dibutuhkan pada waktu acara pelaksanaannya, ada yang menyiapkan perahunya agar bisa dipakai dan sampai-sampai menghiasi perahunya dengan dipasangi sound system dan sebagainya, bagi ibu-ibu mempersiapkan peralatan dan konsumsi yang dibutuhkan saat pelaksanaannya seperti menyiapkan makanan dan sesaji.

Pada malam hari sebelum pemberangkatan ke selat Madura biasanya merayakan acara yang ramai, bertempat di jembatan sungai Desa Balongdowo, perayaan tersebut yaitu seperti banyaknya kapal yang berjejeran di sungai dengan menyalakan sound systemnya yang bersiap-siap untuk pelaksanaan tradisi Nyadran. 

Banyak sekali orang yang menyaksikan acara tersebut mulai dari anak kecil sampai orang tua, hingga orang yang melihat berdesak-desakan dan juga sangat ramai orang-orang yang berjualan di sana mulai dari orang berjualan baju, makanan, kapal mainan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Acara ini dilaksanakan juga untuk menunggu keadaan air sungai, jika air sungai sudah agak surut maka seluruh kapal di berangkatkan ke acara pelaksanaan ritual Nyadran.

Pelaksanaan ritual Nyadran ini di awali dengan membuang seekor ayam di Kalipecabean, konon katanya pembuangan ayam tersebut bertujuan agar anak-anak kecil yang ikut agar tidak kesurupan. Setelah selesai ritual pembuangan ayam para warga yang ikut Nyadran lanjut ke tempat makam Dewi Sekardadu yang bertempat di dsn. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun