Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Lika-Liku KPPS & Faktanya

17 Mei 2019   04:30 Diperbarui: 17 Mei 2019   11:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KPPS sedang melayani pemilih. Suasana pagi maih terlihat sepi. (dok. pribadi)

Kertas surat suara itu dicatat dulu dibuku notes. Kemudian buatkan catatan jumlah pemilih laki-laki dan perempuan berdasarkan C.6, DPTb dn DPK. Ini bertujuan untuk meminimalisir kekeliruan pengimputan data resmi yang akan dibuat berita acaranya nanti.

Penulis sampaikan juga, ini jangan sampai bersalahan dalam menjumlahkannya. Karena nanti akan dicocokan dengan jumlah surat suara saat penghitungan dimulai.

Singkatnya penulis utarakan yang inti saja. Diskusi pun terjadi sesaat sambil menunggu antrian pengambilan berkas C6. Penulis sampaikan juga bahwa ini yang ke 7 kalinya penulis ikut sebagai petugas KPPS.

Dikarenakan itu pula penulis sedikit banyaknya paham tentang persoalan sebagai KPPS di lapangan nanti. Ini bukan bermaksud sombong. Sama sekali bukan. Ini hanya semata karena Pileg dan Pilpres serentak ini memang dikatakan sangat rumit dan melelahkan sebagaimana uraian dari petugas PPS.

Selanjutnya, saat penghitungan surat suara dimulai, maka harus kita hitung dulu surat suara dalam kotak suara. Dimulai dari Kotak surat suara Presiden. Perlu diketahui bahwa jumlah surat suara di Kotak Presiden bisa saja tidak sama dengan misalnya kotak suara di DPRD Provinsi maupun Kab/Kota. Karena faktor dari pemilih yang pindah sebagai DPTb yang dikarenakan bekerja atau mahasiswa yang bukan warga disekitar TPS.

Penjelasan singkat dan diskusi kami itu ternyata membantu buat petugas KPPS lainnya terutama yang pemula atau yang baru 1 -- 2 kali ikut sebagai petugas KPPS.

Pada realitanya saat pemilu diselenggarakan beberapa TPS ada pemilih DPTb yang hanya mendapat 2 lembar surat suara yakni Presiden dan DPD. Bahkan ada yang satu surat suara saja untuk presiden, karena pindah antar provinsi.  

Sebaliknya bisa saja terjadi kealpaan dalam memberikan kertas surat suara tanpa sengaja  oleh ketua KPPS karena mengingat faktor lelah dan mulai diserang rasa kantuk. Misal, pemilih DPTb yang harusnya mendapat kertas suara 3 lembar, tetapi  yang diberikan tetap 5 lembar.

Tahu akan hal itu ketua KPPS tersebut pasti dilanda rasa bersalah. Ini juga yang memicu tingkat stress jadi bertambah tinggi. Yang pada akhirnya dapat memicu riwayat penyakit lainnya.

Itu bisa tidak terjadi jika para saksi yang hadir dan duduk di samping atau belakang meja ketua KPPS jeli melihatnya dan segera memberitahukan kepada ketua KPPS untuk segera mengembalikan kertas surat suara yang berlebih.

Begitu juga dengan petugas KPPS bagian pendaftaran (petugas nomor 4 dan 5) harusnya memberikan kertas kecil sebagai catatan bahwa pemilih DPTb ybs terdaftar hanya mendapat kertas surat suara sebanyak misalnya, 3 lembar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun