Mohon tunggu...
Frisca Athaya
Frisca Athaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya 2019

International issues, history, culture, and foreign language enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Vladimir Putin : Sosok "The Prince" di Abad 21?

1 Desember 2021   13:44 Diperbarui: 2 Desember 2021   08:18 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cr. to the rightful owner

Contohnya, dengan intervensinya untuk memberikan sejumlah bala bantuan kepada negara Suriah pada tahun 2015. Ia mendukung Presiden Bashar Al-Assad agar mampu mengendalikan wilayahnya yang dikuasai kelompok terorisme ISIS. Banyak pendapat mengenai motif di balik dukungan Putin ini seperti motif bahwa Putin ingin Rusia dipandang lebih baik daripada AS dalam membasmi terorisme, namun terdapat pula pendapat atau opini lainnya yang menyatakan bahwa Putin sebenarnya bertujuan melindungi military base  Rusia di Tartus. Putin menjadi singa dengan memasok pasukan ke Suriah dan tampak kuat tetapi rubah karena dia melakukan ini untuk motif internalnya sendiri. Strategi ini berhasil menaikkan popularitas Putin dan mendapatkan simpati beserta dukungan yang lebih dari publik. Dari sini, Vladimir Putin terlihat mencermikan singa dan rubah. Ia dicintai dan ditakuti, juga tidak banyak dibenci, ia mendapatkan banyak dukungan karena berbagai kebaikan yang ditampilkannya, ia juga merupakan sosok yang cerdas menarik simpati publik dan hebat dalam mengatur kekuatan militernya.

Selanjutnya, menurut Machiavelli dalam Sang Penguasa, agama memiliki peranan penting dalam mempersatukan suatu negara, oleh karena itu seorang pemimpin pandai memanfaatkan agama. Di era Putin, kebijakan agama juga menjadi strategi kekuasaannya. Agama Kristen Ortodoks Timur, Islam, Yudaisme, hingga Buddha memperoleh dukungan negara. Rusia di bawah kebijakan Putin mengizinkan sekolah untuk memberikan pengajaran agama. Kebijakannya yang melakukan pendekatan terhadap agama ini telah menjadi sebagai salah satu bentuk dukungan bagi warga Rusia perihal kebebasan beragama, namun hal ini juga tentunya dilakukan sebagai upaya untuk menyatukan berbagai agama di bawah otoritas negara (Admiraal, 2009). 

Poin-poin kepemimpinan oleh Machiavelli lainnya juga banyak yang terlihat sesuai dengan Putin. Nasihat Machiavelli bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang haruslah belajar agar memiliki kepintaran (do right and study) telah dimiliki oleh pemimpun Rusia tersebut. Tidak diragukan lagi, Putin merupakan sosok yang memiliki kepintaran di atas rata-rata, hal ini nampak dari perjalanan panjang karirnya sebagai agen di badan intelijen Uni Soviet. Kemudian, nasehat lainnya seperti 'Appear as who you want to be' juga telah melekat di diri Putin. Putin dikenal memiliki citra publik sebagai pria kuat yang macho, media seringkali meliput kehebatan dan kegagahan fisiknya di mana Putin nampak mengambil bagian dalam kegiatan yang tidak biasa atau berbahaya, seperti dengan melakukan olahraga ekstrem yang hingga melakukan interaksi dengan hewan liar dengan berani, Putin mengambil hati rakyat dengan mengambil alih citra sebagai layaknya seorang superhero.

Melalui Sang Penguasa, Machiavelli menyampaikan hasil pengamatannya terhadap apa yang terjadi pada pemerintahan dan kepemimpinan di masanya. Meskipun mungkin sudah banyak aspek yang usang sehingga tidak terlalu relevan dengan zaman sekarang yang di mana kondisi dan tatanan dunia pun sudah berubah, The Prince tetap bisa menjadi menjadi bahan yang pantas untuk didiskusikan dan tetap ada poin-poin atau hal-hal positif dari dalamnya yang dapat kita ambil sebagai nasehat terkait dengan kepemimpinan.

Telah banyak pemimpin dunia yang dipandang oleh khalayak sebagai penganut atau memang penganut psikologi Machiavellianism dan menjadi penguasa ideal ala Machiavelli yakni sosok 'The Prince', akan tetapi penulis beranggapan bahwa Vladmir Putin adalah sosok yang karakteristiknya paling mendekati dan penganut prinsip yang sesuai dengan yang telah dipaparkan oleh Machiavelli berabad-abad yang lalu tersebut. Putin hanya bisa dibilang jauh lebih mirip dengan Sang Penguasa yang digambarkan oleh Machiavelli daripada pemimpin dunia lainnya karena beliau terbukti berhasil terus-terusan berhasil mengambil hati rakyatnya sehingga mampu mempertahankan (maintain) kekuasaannya selama puluhan tahun dengan strategi kepemimpinannya.

Putin juga berhasil membuat rakyat takut tetapi tidak membenci dan selalu tampak memiliki kebajikan meskipun yang tunjukkan oleh politisi mana pun biasanya cenderung merupakan sebuah strategi yang didorong oleh motif yang terselubung di dalamnya. Bagaimanapun, tentunya tidak ada pemimpin dunia yang sepenuhnya memiliki karakteristik yang sesuai dengan Caesar Borgia yang hidup jauh sebelum era modern. Selain itu perlu dipahami bahwa meskipun terdapat kemiripan tertentu, label tidak dapat serta-merta diberikan kepada seseorang.

Referensi

Admiraal, B. (2009). A religion for the nation or a nation for the religion: Putin's third way for Russia. In M. Laruelle, Russian Nationalism and the National Reassertion of Russia. Routledge.

Parfitt, T. (2006, October 10). The only good journalist ... Retrieved November 30, 2021, from The Guardian: https://www.theguardian.com/world/2006/oct/10/russia.media

Statista. (2021). Do you approve of the activities of Vladimir Putin as the president (prime minister) of Russia? Retrieved November 30, 2021, from Statista: https://www.statista.com/statistics/896181/putin-approval-rating-russia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun