Akibat Pemerintah Indonesia  yang berfokus pada masalah politik, masalah perekonomian pun menjadi terabaikan. Harga-harga kebutuhan pokok melambung drastis. Indonesia mengalami hiperinflasi.
Pemerintah Indonesia  pun berupaya untuk mengatasi masalah perekonomian ini. Beberapa di antaranya adalah:
Mengeluarkan ORI
Sebagai langkah awal untuk menekan laju inflasi, Pemerintah Republik menarik mata uang asing dari peredaran lalu meneribitkan mata uangnya sendiri yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) Â yang berlaku sejak 26 Oktober 1946.
Kehadiran ORI juga turut mempertegas kehadiran Republik Indonesia sebagai negara yang berdaulat. ORI pertama berbentuk kertas bernilai satu sen dan ditandatangani oleh A.A. Maramis selaku Menteri Keuangan pada saat itu. Adapun ketentuan penggunaaan ORI termuat dalam Undang-undang No 17 tahun 1946.
Pinjaman Nasional
Perpindahan pusat pemerintahan Republik dari Jakarta ke Yogyakarta  menyebabkan kas negara terkuras banyak. Ir. Soerachman selaku Menteri Keuangan saat itu, memutuskan membuat kebijakan Pinjaman Nasional.
Pinjaman Nasional dilakukan dengan cara meminjam uang rakyat sebesar satu milyar dan akan dikembalikan 40 tahun kemudian. Dana rakyat ini kemudian dialokasikan untuk menutupi kas negara yang defisit, pembiayaan proyek pembangunan,dana persiapan untuk mendirikan bank sirkulasi, serta modal untuk kredit bank (BRI).
Meskipun kebijakan ini tidak dapat mengendalikan laju inflasi yang meninggi, namun dari segi politis, pinjaman nasional mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
India Rice