Transportasi berbasis kuda seperti delman dan andong masih banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Kendaraan tradisional ini kerap menjadi daya tarik wisata karena dianggap menyimpan nilai sejarah dan budaya. Namun, di balik pesona tersebut, ada kenyataan pahit yang sering luput dari perhatian: kuda-kuda dipaksa bekerja tanpa henti, sering kali tanpa perawatan yang layak. Â
Kuda-Kuda yang Lelah di Jalanan Â
Di beberapa kota wisata seperti Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta, delman masih menjadi moda transportasi favorit bagi wisatawan. Kuda-kuda ini harus menarik beban berat, berjam-jam di bawah terik matahari, di tengah hiruk-pikuk jalanan yang penuh polusi. Â
Kondisi ini tentu menjadi dilema. Di satu sisi, transportasi kuda masih menjadi mata pencaharian bagi sebagian masyarakat. Namun di sisi lain, kuda-kuda tersebut sering kali tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan dipaksa bekerja dalam kondisi yang tidak layak. Â
Minimnya Perawatan dan Pengawasan
Banyak kuda angkutan yang tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai. Mereka sering kekurangan air, makan seadanya, dan tidak mendapatkan pemeriksaan medis rutin. Beberapa kasus menunjukkan kuda jatuh kelelahan atau bahkan mati karena dipaksa bekerja dalam kondisi fisik yang sudah melemah. Â
Haruskah Tradisi Ini Dipertahankan? Â
Beberapa negara telah melarang penggunaan kuda sebagai alat transportasi, terutama di kota-kota besar. Mereka menggantinya dengan kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan lebih manusiawi. Namun di Indonesia, penggunaan kuda sebagai alat transportasi masih terus berlanjut, bahkan dianggap sebagai bagian dari budaya yang harus dijaga. Â
Beberapa pihak mengusulkan solusi agar transportasi kuda tetap ada tanpa menyiksa hewan tersebut. Salah satunya adalah pembatasan jam kerja kuda, penyediaan tempat istirahat yang layak, serta pemeriksaan kesehatan rutin. Selain itu, edukasi kepada kusir dan wisatawan juga penting agar mereka lebih peduli terhadap kesejahteraan kuda. Â
Kesadaran Masyarakat Sangat Dibutuhkan Â
Sebagai pengguna transportasi, masyarakat juga berperan dalam menentukan apakah praktik ini akan terus berlanjut atau tidak. Jika wisatawan mulai peduli dengan kondisi kuda dan menolak menaiki delman yang kudanya tampak kelelahan, maka secara perlahan permintaan terhadap transportasi ini akan berkurang. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!