Mohon tunggu...
Friska Siallagan
Friska Siallagan Mohon Tunggu...

Sedang Dalam Pengembangan Potensi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pil Tidur Ajaib Part 2

13 Agustus 2011   05:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:50 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Friska itu seorang pengkhayal. "Jangan dekat-dekat sama Friska Nak, nanti kamu jadi bahan khayalannya atau malah tertular untuk berkhayal yang aneh-aneh". Ya, aku tahu seorang ibu akan bernasehat demikian pada anaknya jika dia tahu apa isi kepala Friska yang sebenarnya. Tapi khayalan yang sebenarnya berhulu dan berhilir dari penyakit insomnia ini malah didukung para kompasianer sekalian. Setelah ditransformasikan ke dalam sebuah kisah, akhirnya timbullah permata yang lahir di dalam tiram khayalan Friska. Friska mau melanjutkan berkisah dan mengkhayal lagi, check it out!

"Vino memiliki penyakit tidur yang aneh. Kalau dia kelelahan, dia akan langsung tertidur tanpa mengenal tempat dan waktu." Begitulah penuturan Bik Riana, pembantu di rumah Vino. Hmm, aku manggut-manggut. Aku memandang iba kepada wajah polos Vino yang sedang tertidur. Aku berpura-pura iba memandang wajahnya, yang sebenarnya malah lebih memilih menikmati indahnya wajah si pesakit tidur aneh ini. Tunggu dulu, ini adalah candu penglihatan bagiku. Tidak selamanya candu itu adalah sebuah pil, serbuk, ataupun daun ganja yang busuk. Tapi bisa juga yang lain, kan ada lem kambing(lem goat, red), kotoran sapi, kotoran lembu, kotoran kerbau, sampai kotoran cowboy, lho kok iya. Dan sekarang ada jenis candu yang baru, yaitu candu wajah Vino, yang merusak syaraf penglihatan agar terus tertarik melihat wajahnya. Oh, segala dewa, segala dewi, bantulah ksatria srikandi kartini mimpi ini untuk menghilangkan rasa ketergantungan untuk terus melihat wajah terlelap Vino yang mahabrata mahakeren ini.

"Fris, kok bengong? Ayo pulang." Ucap Ririn.

"Tapi aku harus tetap di sini." ucapku tegas. Aku masih ingin menikmati candu wajahnya, lanjut dalam hati.

"Lho, ngapain kita di sini? Temannya bukan, tetangganya juga bukan."

"Tapi kan kita yang mengantar dia ke sini. Kalau dia nanti bangun kan kasihan. Dia akan bertanya-tanya dalam hati, lho kok aku di sini, tadi kan aku di kelas, oh kenapa aku sangat bingung sekali." Ucapku sambil memperagakan kira-kira bagaimana kalau Vino terbangun.

"Kan ada pembantunya, goblok." Ririn menarik tanganku untuk pergi bersama teman yang lain.

Oh Vino, maafkan aku sudah membiarkanmu terlantar di kamarmu yang wangi, rapi dan keren ini. Seandainya aku bisa tetap di sini, aku pasti akan menjelaskan semuanya padamu. Tapi sepertinya waktu dan takdir tidaklah memuluskan niat muliaku kepadamu. Tidurlah dengan tenang, wahai engkau yang keren. Aku juga ingin menjelaskan kenapa keningmu itu menghitam dan membenjol. Itu dikarenakan kamu menubruk meja saat kau terjatuh tidur. Oh, itu pasti sakit. Aku sangat ingin sekali membagi kesakitan itu bersamamu, tapi apalah dayaku, aku harus pergi.

Vino yang memiliki penyakit aneh, langsung tertidur kalau sedang kelelahan. Kami sama dong, sama-sama punya penyakit tidur. Kalau aku sih penyakitnya ada banyak. Karena aku merasa harus menjabarkannya satu persatu, baiklah beginilah pendahuluan, pembahasan, berikut kesimpulannya. Aku itu susah tidur, harus mengeram selama dua jam baru tidur. Aku itu susah tidur tanpa mengigau, mulutku akan selalu beraktifitas walau mata dan seluruh tubuh sedang beristirahat. Aku itu kadang tidur sambil berjalan, tidur sambil berolahraga, tidur sambil minum, bahkan tidur sambil menonton TV( yang terakhir ini bohong). Ya, aku sudah menceritakan semuanya pada setiap orang yang kukenal. Mereka ada yang takjub, heran, bahkan iri kepadaku, he he he. Bahkan ada yang berjanji akan memanggil stasiun televisi atau wartawan tabloid untuk mewawancarai aku. Siapa tau akan jadi orang yang terkenal kan. Tunggu kucarikan nickname yang cocok untukku, Miss Friska the greatest sleeper, bleh! Tapi ada juga yang memandang aneh, bilang aku harus berubah, dan juga kasih advices, tapi aku bisa memandang itu sebagai respon kekaguman mereka kepadaku.

Keluar dari rumah Vino, kami ditimpa terik matahari. Ririn ohmelepaskan tangannya yang sedari tadi menarik aku.

"Fris, kita pisah di sini yach." ucap Ririn.

Aku mengangguk. Ririn emang rumahnya jauh dari tempat ini. Ririn akhirnya naik bis dan meninggalkan aku yang berjalan kaki ke rumah. Rumahku tidak jauh dari sini, hanya beda beberapa blok saja.

Aku sedang mengeram damai di atas tempat tidurku. Ini sudah jam dua belas tapi mataku belum mau tidur. Udah baringan lama, tapi aku belum bisa tidur juga. Kalau seseorang itu susah tidur, maka yang dicari adalah pil tidur. Kebetulan tadi pagi mendapat sebotol pil tidur dari Pak Rio. Apa pil-pil ini aman ga ya buat anak remaja yang rentan seperti aku ini? Aku terus berpikir sambil menimang-nimang pil tidur pemberian Pak Rio. Baiklah, do more talk less. No matter if I get die in attempting a new way. ??? No, I don't want die yet, I'm not married yet. Tidak apa-apa, coba saja Fris, kalau merasa obat ini berbahaya dimuntahkan saja. Kan beres. Okelah.

"Gluk! Gluk! Gluk!" Begitulah air putih dan pil tidur berselancar di tenggorokanku. Terasa semuannya baik-baik saja. Hingga aku merasa sangat mengantuk sekali. Aku melongsorkan badanku ke lantai, karena aku tidak sanggup berdiri. Oh, aku tidak suka tidur di lantai, dingin, pekikku dalam hati. Maka dengan sisa kesadaran dan tenagaku, aku merangkak ke tempat tidurku. Serasa kayak di video klipnya Shakira- Whenever Wherever, adegan Shakira bertarung dengan lumpur kotor. Jadi pengen nyanyi neh. Dan kemudian, diperjuangan antara sadar dan tidak sadar, antara shakira dan friska, ngantuk dan pengen tiddduuuur sekali, aku mendarat di kasurku yang empuk. Aku siap untuk tidur. Siap untuk menyeberangi mimpi.

Plek! Aku tiba-tiba tidak mengantuk lagi. Dan sekarang aku berdiri di atas lantai kamarku. Aku melihat seseorang sedang terbaring di atas ranjangku. Siapa dia? Aku mendekat dan mengibaskan rambut yang menutupi wajahnya. Haah! Kamera close up ke wajahku, cepatttttt! Lihat wajahku yang terkejut ini, aku melihat seseorang yang sangat mirip sekali dengan aku, ya kami semuanya sama. Wajah, baju dan dia juga tidur sambil ngiler, iihyyyy. Jangan-jangan dia adalah aku, dan aku siapa? Aku menjauh cepat dari dia, dan saat aku melihat ke arah cermin, aku tidak punya bayangan. Hah? Ada apa dengan aku?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun