Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Frater Joni Lae: Yang Rendah Hati, Itulah yang Terbesar

19 September 2021   06:09 Diperbarui: 19 September 2021   06:16 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hakekatnya manusia merupakan makhluk sosial. Eksistensinya sebagai makhluk sosial terlukis lewat kebutuhannya akan kehadiran orang lain.

Dalam pemikiran Martin Buber, seorang pemikir Yahudi yang berpengaruh pada abad 20, realitas ketergantungan demikian dirumuskan dalam pemikirannya tentang 'Aku dan Engkau'. Artinya bahwa kedua belah pihak di dalam suatu pertemuan dialogis saling mengakui setara, saling menghormati di dalam individualitas masing-masing.

Selanjutnya eksistensi sosialitas itu termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari, di mana setiap individu selalu punya keinginan untuk menjadi terbesar di antara yang lain. Mengapa demikian? Ini dikarenakan dalam diri setiap individu, selalu ada keinginan atau niat untuk menjadi yang terbesar di antara individu yang lain.

Warta Injil Suci pada hari ini, mengisahkan  perdebatan di antara para murid tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Hal ini menandakan bahwa meskipun para murid selalu hadir bersama dengan Yesus, tetapi mereka sebenarnya tidak menaruhkan hati mereka kepada apa yang sudah mereka saksikan dan alami bersama Yesus, atau dengan kata lain, mereka sebenarnya sedang berada dalam diskusi tentang hal-hal daging.

Tentu secara manusiawi hal demikian bukanlah sebuah kesalahan yang fatal. Mengapa? Ya, kerena itulah aktualisasi dari eksistensi kemanusiaan mereka.

Pertanyaan lanjutnya untuk kita. Kalau begitu, mengapa Yesus menegur mereka dengan berkata: " Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya".

Tentu ada maksud bahwa para murid adalah orang-orang yang sudah masuk dalam lingkaran Yesus di mana setiap pola pikir dan tindakan mereka haruslah setara dan searah dengan Yesus.

Kalau demikian konsekuensi logisnya, jelas bahwa kalau Yesus datang sebagai pelayan berarti para murid juga harus menghadirkan diri sebagai pelayan, bukan sebaliknya.

Maka jelaslah; nasehat Yesus di atas bahwa menjadi terkecil berarti mau menjadi pelayan yang mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri.  

Memang perintah untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri merupakan sebuah perintah yang sulit untuk direalisakan, apalagi harus bersinggungan dengan keinginan untuk menjadi yang terbesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun