Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Balon-balon Sialan

21 Februari 2019   06:38 Diperbarui: 21 Februari 2019   13:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghitung angin itu hobi yang berhalusinasi, lagi  mustahil.

Seringan balon tertiup angin, semudah itu bangsa ini diteropong

Kabar angin itu tak suka, okelah, bukan tak suka tetapi tak boleh. Maraknya lagi, tak boleh tetapi lebih disukai oleh mereka yang menamakan diri kepala besar.

Balon-balon sialan, memukau pandang ribuan bola mata, entah mereka suka, atau mereka tak mau lurus pandang, atau mereka tidak tahu kalau yang terbang itu isinya kosong.

Balon-balon sialan, dilepas untuk menghambat tatap para pelepas itu sendiri untuk menatap sejumlah bintang dan dibungkus bak menawannya pelangi seusai gerimis teduh.

Balon-balon sialan, menghalangi tatap para visioner, merampas kodrat si elang perkasa, tersebar tak menentu, tak teratur merasuki susunan awan, hendak mengancam sejumlah sosok menuju tujuan.

Balon-balon sialan itu, sekejab saja, akhirnya, kalau mau bilang sadis, bolehlah sadis, yang penting sadisnya ibarat sakit gigi saja, perlahan namun merasuk sampai sum-sum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun