Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menenun Riwayat Hidup Mgr. Anton Pain Ratu, SVD

6 November 2017   16:35 Diperbarui: 15 November 2018   21:58 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 21 September 2007, sebagai Uskup Emeritus Keuskupan Atambua, berdomisili di Pastoran SMK St. Pius X Insana di Bitauni hingga sekarang Oktober 2015.

E. Julukan-Julukan

Uskup Topi Merah atau Peci Merah : Ada sebuah peci merah yang selalu saja dipakai. Begitu akrabnya beliau dengan umat Keuskupan Atambua yang selalu mengenakan peci merah ketika melakukan kunjungan-kunjungan kegembalaan, akhirnya beliau dijuluki sebagai Uskup Topi Merah. Terdapat beberapa kasus kericuhan yang serius di Keuskupan Atambua, dalam waktu singkat, segala persoalan itu menjadi tenang karena "Topi Merah turun tangan".

Uskup Rakyat Kecil : Sebagai Uskup, dalam menjalankan khalwat 3-BER, beliau mendekatkan diri dengan rakyat kecil, membantu mereka untuk menyadari persoalan mereka dan kemudian membantu mereka untuk menemukan solusi sendiri. Selama Khalwat 3-BER, beliau duduk bersama rakyat kecil bahkan di tanah. Mungkin karena di tanah lebih banyak "orang kecil" daripada di atas panggung lebih sedikit "orang kecil."

Uskup Sendal Jepit : Menunjukkan kesederhanaan beliau. Kesederhanaan dihayati dengan sungguh-sungguh agar dengan itu hanya memliki Kristus sebagai satu-satunya kekayaan istimewah.

Uskup Pengungsi : Memberi perhatian dengan semangat solidaritas Kristus serta dengan rasa empati kemanusiaan memperjuangkan nasib para pengungsi entah secara ekonomis maupun secara sosial.


F. Sekilas tentang khalwat 3-BER

(suatu skema)

Prinsip-Prinsip 3-BER

Tujuan

Metode

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun