Mohon tunggu...
Freema H. Widiasena
Freema H. Widiasena Mohon Tunggu... Buruh - Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Suka menyendiri dan suka bersama. Cuman nulis ngasal ngawur abal-abal. Jangan pernah percaya tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar: Jangan Sampai Putus di Tengah Jalan

31 Mei 2023   20:24 Diperbarui: 31 Mei 2023   20:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka Belajar Itu Harus Sederhana

Tentang apa itu merdeka belajar, jujur kami hanya ngeh sepintas. Kami ngeh-nya, ini langkah maju dan luar biasa dari negara cq. pemerintah.

Kita sering mendengar kisah, zaman dulu siswa/murid/cantrik tuh belajarnya serius. Bahkan biasanya mereka meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang lama, untuk berguru kepada brahmana, pendeta, kyai, bikkhu, atau siapapun. Intinya guru.

Kita enggak mendengar istilah kurikulum. Seperti enggak ada atauran dan batasan waktu. Namun kita sering mendengar istilah disiplin dan konsistensi berguru dalam segala kisah masa lalu.

Hingga kemudian Ki Hajar Dewantara menyempurnakan semuanya. Alih-alih menggunakan kata madrasah yang ngarab atau sekolah yang ngelandha, Ki Hajar Dewantara menggunakan tajuk perguruan. Guru sepertinya menjadi sentra dalam konteks ini. Dengan konsepsinya yang menurut kami sudah sempurna sepanjang masa: ing ngara sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Bersentra pada guru, dan berkonsepsi tersebut, sepertinya inilah pegangan pendidikan sepanjang zaman.

Eksperimental 

Saat kami kecil, pada era '80-an, sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan kala itu. Semua generasi masa itu pasti ingat "Ini Budi".

Bersaudara Wati, Budi, dan Iwan adalah cerminan anak bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Yang belajar menuntut ilmu, yang berbakti kepada orang tua, yang mencintai alam-lingkungan dan hirau kondisi sekitar, dan yang tetap bermain. Bermain yang benar, adalah (merdeka) belajar itu sendiri.

Fase mahasiswa, saya mulai memahami, bahwa mencari ilmu dengan mencari nilai formal, itu berbeda ternyata. Mahasiswa yang kaya pengalaman dan pengetahuan, belum tentu nilai kuliahnya bagus dan IPK-nya tinggi.

***

Yang bikin pening adalah saat si kecil udah sekolah. Di tingkat dasar, saban hari ia sibuk dengan jibunan tugas: mengisi LKS yang penuh rumus dan hafalan yang jumlahnya cukup banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun