Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pemicu Jop Hopping di Kalangan Gen Z dan Pendekatan Komunikasi Relinguishing

22 Desember 2023   09:45 Diperbarui: 22 Desember 2023   10:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jop hopping pekerja gen z di lingkungan perusahaan. Sumber/gambar: pejuangkantoran.com

Fenomena melompak pekerjaan (jop hopping) akhir-akhir ini menjadi topik terhangat dalam pemberitaan di berbagai saluran media dan juga di kalangan para pekerja sendiri.

Objek atau sasaran utama dari topik pembicaraan ini ditujukan kepada kecenderungan generasi z untuk mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion mereka.

Memang mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion, sejatinya susah-susah gamping, sih. Karena tidak semua perusahaan, memberikan kesempatan yang lebih kepada gen z untuk mengeksplor kreativitasnya di lingkungan kerja.

Penyebab lain dari jop hopping di kalangan gen z bisa disebabkan oleh bagian internal perusahaan. Dalam hal ini pihak personalia (HRD). Selain, toxicnya hubungan antar sesama pekerja. Akibatnya dari perlakuan HRD itu sendiri.

Mengapa saya katakan demikian?

Pasalnya, ada beberapa personalia (HRD) tidak mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan oleh pekerja gen z.

Sebagai pendekatan kontekstual, berikut adalah kisah dari si A yang berasal dari gen z dan B dari gen milenial.

Kedua pekerja ini, meskipun datang dari generasi yang berbeda. Tapi, mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai bidang pekerjaan di lingkungan atau lembaga yang menaungi mereka.

Dalam hal ini, mereka memiliki visi untuk ikut memberikan kontribusi yang lebih kepada perusahaan atau lembaga di mana mereka mencari rezeki.

Namun, hanya karena persoalan personalia (HRD) yang tidak memahami kerangka berpikir mereka, pada akhirnya kedua pekerja ini, enggan untuk memberikan kontribusi yang lebih demi kemajuan perusahaan atau lembaga tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun