Fenomena melompak pekerjaan (jop hopping) akhir-akhir ini menjadi topik terhangat dalam pemberitaan di berbagai saluran media dan juga di kalangan para pekerja sendiri.
Objek atau sasaran utama dari topik pembicaraan ini ditujukan kepada kecenderungan generasi z untuk mencari bidang pekerjaan yang sesuai dengan passion mereka.
Memang mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion, sejatinya susah-susah gamping, sih. Karena tidak semua perusahaan, memberikan kesempatan yang lebih kepada gen z untuk mengeksplor kreativitasnya di lingkungan kerja.
Penyebab lain dari jop hopping di kalangan gen z bisa disebabkan oleh bagian internal perusahaan. Dalam hal ini pihak personalia (HRD). Selain, toxicnya hubungan antar sesama pekerja. Akibatnya dari perlakuan HRD itu sendiri.
Mengapa saya katakan demikian?
Pasalnya, ada beberapa personalia (HRD) tidak mengetahui dengan jelas apa yang dibutuhkan oleh pekerja gen z.
Sebagai pendekatan kontekstual, berikut adalah kisah dari si A yang berasal dari gen z dan B dari gen milenial.
Kedua pekerja ini, meskipun datang dari generasi yang berbeda. Tapi, mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai bidang pekerjaan di lingkungan atau lembaga yang menaungi mereka.
Dalam hal ini, mereka memiliki visi untuk ikut memberikan kontribusi yang lebih kepada perusahaan atau lembaga di mana mereka mencari rezeki.
Namun, hanya karena persoalan personalia (HRD) yang tidak memahami kerangka berpikir mereka, pada akhirnya kedua pekerja ini, enggan untuk memberikan kontribusi yang lebih demi kemajuan perusahaan atau lembaga tersebut.