Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Driver LalaMove | Content Creator | Tafenpah Group

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Dana Desa Rawan Dikorupsi oleh Pejabat Daerah?

17 September 2021   02:04 Diperbarui: 17 September 2021   02:13 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah pusat setiap tahun menggelontarkan dana desa dalam jumlah yang fantastis. Siapa pun yang melihat uang dalam jumlah yang besar pun pasti memiliki hasrat untuk mencicipinya.

Budaya mencicipi dana desa sudah terstruktur antar kepala daerah. Berdasarkan hasil temuan dari Peneliti ICW Lalola Easter, sepanjang semester 1 2021, ada 62 kasus korupsi yang dilakukan oleh aparat pemerintah desa, diikutin oleh pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota dengan masing-masing 60 dan 17 kasus (Kompasiana.com).

Faktor apa saja yang mempengaruhi korupsi anggaran dana desa?

Tentunya ada banyak faktor pendukung korupsi anggaran dana desa oleh pemerintah setempat. Di sini saya hanya fokuskan pada satu aspek yakni tidak ada transparansi dana desa bagi rakyat.

Misalnya; di desa A sedang membangun cekdam atau jalan rabat beton. Berapa pun anggaran dari proyek ini, rakyat tidak tahu. 

Rakyat hanya disuruh oleh pemerintah desa (tim yang menangani proyek tersebut) untuk bekerja. Dengan imbalan upah seadanya. Selebihnya masuk kantong pemerintah desa (kepala desa dan taffnya).

Mengapa rakyat tidak diberitahu?

Karena kepala desa dan staffnya beranggapan bahwa untuk apa rakyat tahu. Toh, yang penting hasil proyek cekdam dan jalan rabat beton itu jadi. Meskipun hasilnya tidak bertahan lama. Gegara saat pengerjaan, sudah ada pemangkasan anggaran. Jadi banyak bahan yang kurang.

Rakyat yang bekerja mau protes juga mereka tidak memiliki kuasa. Jalan terakhir yang nyaman bagi rakyat adalah bekerja seadanya. Yang penting Pak desa dan staffnya senang.

Menikmati Hasil Curian di Atas Keringat Rakyat

Beberapa Minggu yang lalu, Mediaindonesia.com menguliti istilah "koruptor" dengan penyebutan "PENCURI."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun