Ya saya juga sangat setuju dengan penggantian kata koruptor menjadi pencuri. Karena selama ini hukum di republik ini memiliki keistimewaan bagi para koruptor.
Coba saja rakyat marginal (kelas bawah) yang mencuri sepeda, ayam, kambing dll, tentu hukumannya akan lebih berat.
Jadi, sekarang kita memiliki penyebutan baru bagi koruptor yakni "PENCURI." Tujuan dari ini adalah memberikan beban moral bagi mereka. Karena mereka sudah lama hidup dan menikmati hasil curian di atas tangisan rakyat kecil.
ICW Hantu Bagi Pengelola Anggaran Desa
Sejatinya ICW sudah lama hadir untuk mengawal kesenjangan yang tercipta di dalam kehidupan bermasyarakt. Terutama di bidang politik, hukum, ekonomi, kesetaraan jender dan pemberantasan korupsi demi keadilan bersama.
ICW hadir laksana hantu bagi pejabat daerah, terutama dalam pengelola angaran dana desa sesuai dengan fungsinya yakni untuk bidang kesehatan (Puskesmas, pendidikan Paud), pengembangan sarana dan prasarana desa demi menunjang kegiatan rakyat, dan perawatan fasilitas umum.
Bagaimana pengunaan dana desa yang adil bagi rakyat?
Tentu cara terbaik untuk penggunaaan dana desa yang efektif adalah kegiatan pembedahan perumahan rakyat.
Jika memungkinkan, sebagian anggaran dana desa untuk pendidikan mahasiswa, pemberdayaan karang taruna desa, pendirian taman bacaan yang dikelola dengan profesional demi pemenuhan nutrizi otak bagi generasi desa, penyediaan ruangan komputer, studi banding ke desa tetangga maupun antar kota demi menimba inspirasi terkait penggunaan dana desa yang efektif serta kegiatan-kegiatan positif yang memberikan canda tawa antar rakyat dalam keseharian.
Sekian dan terima kasih