Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Apakah Saya Bisa Jadi Penulis Prolifik?

9 Mei 2021   19:46 Diperbarui: 9 Mei 2021   21:03 1812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah saya bisa jadi penulis Prolifik? Sumber;Pixabay.com

Salah satu penulis prolifik Kompasiana adalah Khrisna Pabichara.


Sebagian besar pasti belum mengetahui apa itu penulis prolifik? Baiklah, kita memincingkan pikiran kita ke tradisi filsafat abad pertengahan Barat yang berpegang teguh pada ritus atau ajaran Kristiani.


Dari sana kita akan menemukan akar kata prolifik yang berasal dari kata prolesa. Prolesa dalam bahasa latin berarti kata sifat yang merujuk pada keutamaan hidup seseorang.


Prolesa berubah fungsi menjadi prolifik yang disematkan ke individu yang produktif dalam menghasilkan karya. Produktivitas seseorang bisa ditelusuri dari hasil karyanya.


Selama di Kompasiana, terutama semenjak bergabung dengan Kompasianer Penulis Berbalas (KPB), saya mengetahui banyak orang hebat nan produktif berkumpul di sana. Salah satunya adalah Khrisna Pabichara yang sudah menghasilkan puluhan karya berupa novel, biografi, dll.


Lalu munculah pertanyaan, Apakah saya bisa jadi penulis prolifik? Tentunya sebagai orang muda saya sangat optimis ke depan pasti memiliki ribuan bahkan puluhan karya buku. Karena saya masih berusia kepala dua. Potensi untuk menghasilkan karya demi karya sangat terbuka lebar ke depan.


Tahun 2019, ketika saya mengikuti seleksi tahap akhir sebagai copywriter  di Merry Riana Grup, saya dimotivasi oleh Merry Riana bahwa pergaulanmu itulah yang akan menentukan masa depanmu.


Ketika saya bergaul dengan mereka yang dalam tanda kutip selalu berpikiran negatif terhadap apapun, alam bawah sadar sayapun pasti mengikutinya. Dan ketika saya bergaul dengan mereka yang berwawasan luas dan selalu melihat segala sesuatu dari sudut pandang kemajuan bersama, diri saya pun akan mengikutinya.


Saya sangat bersyukur bisa bergabung dengan Kompasianer Penulis Berbalas (KPB). Ketika Kompasianer Yana Haudy menawarkan untuk bergabung dengan KPB, saya pun langsung bersedia.


Pertemuan secara daring dan diskusi-diskusi seputar literasi di grup KPB semakin menambah wawasan saya sebagai anak bawang di dunia kepenulisan. Terutama petuah-petuah dari Khrisna Pabichara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun