Misalnya jalan di kampung halaman saya belum menikmati demokrasi. Karena jalanan yang berbatu dan berlubang, layaknya lubang buaya yang sangat menyeramkan.
Bukan hanya di dalam angan saya dan anda, tapi inilah realita. Ah,,,, saya sudah bosan dengan wacana ruang publik. Wacana tinggal wacana. Lebih baik saya menikmati lagu penenang jiwa dari Bung Ebiet G Ade sepanjang malam ini. Karena setiap kata adalah humanisme.
Malam izinkan saya untuk mengecup bayanganmu. Karena saya sudah tak sanggup berakselerasi dengan dinginnya malam. Malam tolong sampaikan rasa empati saya kepada jiwa-jiwa dari korban G30S yang merupakan pahlawan sejati republik ini. Semoga ruang rindu ini menyejarah bersama sejarah kelamnya republik ini 1965.
saya hanya berbagi ruang rindu melalui merdunya suara Bung Ebiet G Ade dalam setiap pahatan aksara.