Selama kepemimpinannya dia nampak paham betul dengan pepatah Tiongkok, "Bunuh seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera." Di masa kepemimpinannya Zhu Rongji dikenal sebagai "Malaikat Pencabut Nyawa Koruptor." Ada lebih dari empat ribu orang yang dihukum mati antara tahun 1998 dan 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Amnesti International (AI) beranggapan hal yang dilakukan Zhu Rongji sangat kejam, namun baginya ini adalah cara untuk menyelamatkan negaranya dari kehancuran.
Setelah ayam -- ayam dieksekusi mati, kera -- kera pun menjadi jera, hingga pada tahun 2003 pertumbuhan ekonomi Tiongkok mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestic bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka mencapai 300 miliar dolar AS. Menurut prof. Kong Yuanzhi, guru besar Universitas Peking, hal tersebut dapat tercapai berkat keseriusan Zhu Rongji dalam memberantas korupsi.
Pada masa kepemimpinan Xi Jinping, dia fokus pada pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Pada awal kepemimpinannya di tahun 2012, Tiongkok semakin terbang tinggi pada berbagai sektor dan menempati posisi sebagai negara dengan kemampuan ekonomi terbesar kedua dunia setelah Amerika Serikat. Pada tahun 2018 Tiongkok mencapai pendapatan per kapita mencapai 9.000 dolar AS, dan hampir 800 juta masyarakatnya berhasil terbebas dari kemiskinan.
Reformasi ekonomi dimulai dari sektor pertanian dengan dikombinasikan dengan penciptaan zona perdagangan bebas di beberapa kota pantai timur dan selatan. Setelah itu disusul dengan pembangunan infrastruktur besar -- besaran yang disertai perluasan basis manufaktur berorientasi ekspor. Kemudian Tiongkok mulai merambah ke dunia e-commerce, e-payment, artificial intelligence dan robotic. Kemajuan ini menjadi ancaman bagi Amerika Serikat sebagai raksasa tidur untuk menyalipnya kapan saja.
Xi Jinping adalah seorang pemimpin yang berwibawa, berdisiplin tinggi, jujur, dan pekerja keras. Selain itu dia juga dikenal sangat sederhana, buktinya setiap akhir pekan dia tetap membersihkan rumahnya sendiri, dan istrinya memasak sendiri, walau Tiongkok sudah menjadi negara yang begitu maju dan sejahtera. Hal ini lah yang menumbuhkan cinta yang teramat dalam bagi masyarakat Tiongkok kepadanya.
Xi Jinping memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan cepat, yang contohnya seperti dalam hal pengembangan sosial media yang dikembangkan oleh kekuatan dalam negeri, seperti Baidu, Wechat dan sebagainya. Keputusan ini memberi keuntungan era teknologi informasi secara utuh dan maksimal bagi Tiongkok.
Setiap lembar dari buku ini sangat membuka pola pikir dan menambah wawasan yang membacanya. Selain itu buku ini adalah buku yang masih segar sekali dan memaparkan informasi terkini. Banyak hal yang tidak disadari kebanyakan orang, telah dituliskan dengan rapi di dalamnya. Ini benar -- benar menjadi cerminan keseriusan orang -- orang yang mencintai Indonesia, agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik kedepannya.