Mohon tunggu...
Fredi Yusuf
Fredi Yusuf Mohon Tunggu... Insinyur - ide itu sering kali datang tiba-tiba dan tanpa diduga

selalu bingung kalo ditanya, "aslinya orang mana?".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berawal dari Candaan Random

18 Januari 2021   00:14 Diperbarui: 18 Januari 2021   00:20 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebersamaan yang semakin lengkap

Oleh kantor, aku dan teman-teman bujangan lainnya disediakan fasilitas mess untuk tempat tinggal. Bagi kawan-kawan yang punya pacar, pukul 23.00 itu adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk menelpon dan ngobrol berlama-lama dengan pacarnya, terutama bagi mereka yang LDR-an. Kalau udah jam malam seperti itu, kelihatannya kawan-kawan itu seru dan bergembira banget. Sementara aku yang jomlo, hanya bisa ngiri, diejekin kawan, lalu langsung pergi tidur.

Tapi malam itu, lewat pukul 23.00 aku sulit tidur. Aku berkali-kali sudah mencoba memicingkan mata, tapi mata ini tak mau terpejam. Lampu sudah kamar dimatikan, tapi tubuh ini beluam mau ditidurkan. Bahkan, sudah aku coba mata ini ditutup pakai bantal, tapi tetap mata ini terbuka.

Aku saja gelisah. Tapi entah karena apa.

"Mmm... harus bagaimana ya?" ucapku dalam hati.

Sampai kemudian aku raih ponselku, tanpa tahu mau ngapain. Ponsel jaman itu belum android nggak ada FB, IG, youtube, berbagai medsos, ada game keren lainya. Yang ada cuma telpon, sms, sam game ular.

Tapi ya udah iseng-iseng berhadiah saja. Buka phone book, lalu biar kelihatan keren punya pacar kayak kawan-kawan aku harus menelpon seseorang. Awalnya agak ragu, tapi ya udahlah, sekali lagi anggap saja ini iseng-iseng berhadiah. Aku tekanlah nomor si gadis. Agak lama menunggu nada sambung berderig, sampai kemudian.


"Hallo, Assalamu'alaikum" sapa seseorang di ujung telpon.

"Wa.... wa'alaikum salam" jawabku agak grogi.

Dagdigdug juga jantungku, nggak nyangka kalau yang diujung sana bakal nyahut. Tapi ya udah, akhirnya kami mengobrol saling bertanya kabar, dan tidak seperti ketemu langsung yang banyak diamnya, ngobrol ditelpon suasananya lebih cair. Lalu sejak saat itu kami mulai agak sering berkomunikasi lewat telpon.

Sampai pada suatu hari kami dipertemukan kembali pada suatu acara workshop di kantor. Lalu aku memberanikan diri mengajaknya jalan keluar untuk makan malam. Lagi-lagi dengan motivasi iseng-iseng berhadiah, setelah ngobrol ngalor ngidul, aku mencoba menyampaikan sesuatu.

"Jadi gini, mmm..." ucapanku agak tertahan, sungguh aku grogi banget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun