Mohon tunggu...
Frans
Frans Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai Negeri

Mengisi waktu luang dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Pengorbanan Burung Pipit

5 Oktober 2022   18:53 Diperbarui: 5 Oktober 2022   18:58 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada zaman dahulu, disaat hewan masih bisa berbicara dengan hewan. Hiduplah seekor burung pipit.

Pagi itu, burung pipit terbang melintasi hutan yang luas untuk mencari makanan sambil berkicau nyaring.

Ketika ia terbang, ia melihat sebuah menara besar dari kejauhan.

Karena penasaran ia terbang mendekati menara itu.

Dari balik jendela menara, burung pipit melihat dan mendapati seorang wanita cantik sedang menangis.

Burung pipit masuk ke dalam menara melalui jendela dan mendekati wanita itu.

Burung pipit bertanya kepada wanita itu kenapa ia menangis.

Wanita itu terkejut akan kedatangan burung pipit dan tak lama mengelus burung pipit.

Wanita itu bernama Anna.

Anna menceritakan bahwa ia sedih dan menangis karena ia dikurung oleh raja dan dipisahkan dengan kekasihnya.

Raja mengurungnya karena Anna menolak menikah dengan sang raja. Ia dibebaskan asal ia menikahi sang raja.

Selain itu, raja juga mengetahui Anna sudah memiliki kekasih. Oleh karena itu, sang raja sengaja memisahkan ia dengan kekasihnya dengan cara mengikutsertakan kekasihnya dalam perang di ujung berat dan ditempatkan di garis depan supaya kekasihnya gugur di medan pertempuran.

Burung pipit merasa geram dan merencanakan untuk membebaskan Anna dari menara dan mempertemukannya dengan kekasihnya.

Burung pipit terbang kembali ke hutan untuk meminta tolong seluruh hewan di hutan untuk membebaskan Anna dan memberitahukan kekasih Anna untuk menyelamatkannya dari sang raja

Tak lama kemudian, datanglah hewan-hewan membentuk sebuah formasi. Burung elang ditugaskan ke ujung barat untuk mengabari kekasih Anna bahwa Anna dalam bahaya.

Gajah menopang para kawanan monyet yang saling menggendong. Kemudian, para monyet melemparkan ular-ular yang saling mengikatkan diri untuk membentuk tali.

Anna pun berhasil diturunkan oleh para hewan.

Tapi tak lama kemudian raja kembali ke menara, ia melihat bahwa Anna sedang ditolong para hewan.

Para hewan yang melihat si raja lantas ingin menangkapnya. Para harimau mengejar dan memburu sang raja.

Sang raja lantas menutup pintu menara. Ia geram karena Anna sudah dibebaskan oleh para hewan dari hutan.

Raja yang licik itu pun sudah mempersiapkan rencana untuk mengutuk Anna apabila Anna kabur dari menara. Ia lalu mengambil buku sihir dan membacakan sebuah mantera dengan suara yang keras.

Seketika, Anna menjadi lemas. Badannya sangat panas dan sesak napas. Burung pipit dan para hewan menjadi sangat panik.

Burung pipit meminta para harimau untuk menghancurkan pintu itu agar membatalkan mantera sihir si raja.

Para harimau mendobrak pintu. Sang raja menjadi panik dan berniat untuk segera kabur. Tetapi, para harimau kali ini bisa menangkap dan menjatuhkan si raja itu.

Burung pipit bertanya kepada si raja bagaimana cara membatalkan mantera kutukan kepada Anna.

Si raja menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghilangkan kutukan itu ialah meminum sebuah ramuan sihir. Tetapi efeknya adalah kematian.

Burung pipit langsung terbang membawa ramuan itu. Ketika para harimau lengah, raja langsung bangun dan sekali lagi berniat kabur. Para harimau langsung menerkam raja itu dan tewas dimakan oleh harimau.

Kekasih Anna juga telah tiba di tempat dan mendapati Anna sudah sangat pucat.

Burung pipit yang membawa ramuan itu tanpa pikir panjang mengorbankan diri dengan meminum ramuan itu di hadapan para hewan.

Para hewan menyaksikan pengorbanan burung pipit. Seketika burung pipit mulai hancur terbakar dan menjadi abu. Sebaliknya, Anna kembali menjadi sehat dan dibalas pelukan oleh kekasihnya.

Sebutir abu burung pipit menghampiri di tangan Anna. Anna sangat berterima kasih kepada burung pipit yang sudah hancur menjadi abu. Kemudian abu itu terbang dibawa angin.

Setiap pagi, selalu terdengar kicauan burung pipit meskipun burung pipit sudah tiada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun