Mohon tunggu...
fransiskus
fransiskus Mohon Tunggu... Freelancer - Memberikan Apa Yang Bisa Diberikan

Mengubah Sesuatu Lebih Baik Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pangan yang Beranekaragam untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan

29 November 2020   13:47 Diperbarui: 29 November 2020   20:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pangan menjadi kebutuhan utama bagi semua umat manusia yang ada di bumi. Manusia makan untuk menghasilkan energi yang digunakan menopang berbagai macam kegiatan. Pangan dibedakan menjadi dua jenis Nabati dan Hewani. Pangan nabati merupakan sumber pangan yang berasal dari tanaman, sedangkan hewani merupakan sumber pangan yang berasal dari hewan. Salah satu tanaman pangan yang popular saat ini adalah tanaman padi.

Tanaman Padi atau dalam bahasa latin Oryza sativa yang apabila diolah akan menjadi bahan pangan yang bernama nasi. Nasi pada saat ini menjelma menjadi bahan pangan yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Sebenarnya setiap daerah di Indonesia mempunyai bahan panganya sendiri. Pada dasarnya masyarakat jawa makanan pokoknya sebagai contoh jagung (Zea mays), Singkong (Manihot esculenta). Namun semenjak tanaman padi masuk ke Indonesia dan mulai ditanam oleh masyarakat. Perkembangan tanaman berkembang sangat pesat. Banyak petani di pulau jawa yang beralih menanam tanaman padi. Terlebih pada saat era modern pemerintah mengembangkan banyak varietas padi. Pembukaan sawah untuk ditanami padi menjadi tanaman lain tidak ada tempat di hati masyarakat.

Masyarakat lebih mengkonsumsi tanaman padi karena tanaman padi dianggap lebih modern. Sedangkan makanan seperti Singkong(Manihot esculenta), Jagung(Zea ays) dan bahan makanan khas daerah dianggap makanan kuno dan dianggap menjadi makanan dari masyarakat tingkat bawah. Nasi menjadi lebih supior dan dianggap makanan  lebih modern dan jika sudah makan nasi menandakan bahwa memiliki tingkat perekonomian yang tinggi. Anggapan tersebut sangat berkembang masif di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan nasi semakin tinggi. Kebutuhan sangat tinggi disebabkan karena Meledaknya jumlah penduduk yang semkain masif. Semakin banyak penduduk, mengindikasikan semakin banyak pula bahan pangan yang harus disediakan.

Mengatasi Kebutuhan Bahan Pangan

            Kebutuhan bahan pangan terutama nasi yang semakin tinggi dan pulau jawa sudah semakin padat membuat pemerintah pada era Pak Soeharto membuka lahan pertanian padi di Kalimantan. Tentu kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang kurang pas. Penduduk Kalimantan tidak mempunyai dasar menjadi petani sawah yang bisa menanam padi. Penduduk Kalimantan lebih Bertani secara ladang dengan membuka lahan dan menanam padi ladang. Namun pemerintah cenderung memaksakan hal tersebut. Alhasil pembukaan sawah Pulau Kalimantan menjadi proyek yang gagal dan menghasilkan alam yang rusak. Kegagalan pembukaan lahan pertanian sawah untuk memproduksi padi merupakan salah satu contoh bagaimana pemerintah kurang bijak dalam mengelola lahan dan sistem pangan di Indonesia.

            Pada era Presiden Soeharto memang kita bisa mewujudkan swasembada beras. Namun, pada masa kini karena Kebutuhan pangan yang semakin tinggi negara tidak bisa mengahasilkan hasil pertanian padi yang mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Sekarang kita cenderung memilih cara instan yaitu mengimpor beras dari luar negeri. Tentu mengimpor beras bukan solusi yang diinginkan. Negara Indoensia terkenal dengan sebutan negera agraris tetapi kini sudah menghilang jati dirinya sebagai negara agraris. Pemerintah tidak bisa terus menerus mengandalkan beras dari impor. Pemerintah harus kembali menggalakan pertanian nasional dan lebih mengampenya pangan lokal yang ada di berbagai daerah. Bahan pangan seperti sagu, jagung, kedelai, singkong dan bahan pangan lainya harus kembali kembangkan. Penganekaragaman pangan menjadi solusi mengatasi kebutuhan pangan yang semakin banyak dan untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis makanan lokal.

            Pangan lokal Indonesia sangat melimpah dan oleh setiap daerah dikembangkan menjadi berbagai jenis olahan. Seperti singkong yang dikembangkan menjadi mie, atau menjadi gethuk. Selain itu seperti bahan pangan jagung yang bisa diolah menjadi berbagai jenis olahan makanan. Tentu berbagai makanan lokal tersebut memiliki gizi yang lebih baik ketimbang nasi putih yang memiliki kandungan gula cukup tinggi. Masyarakat Indonesia bagian timur, misalnya papua yang mengembangkan pohon sagu menjadi tepung sagu. Tepung sagu tersebut yang nantinya dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan.

Pemerintah sebagai penerbit suatu kebijakan harus dapat mengembangkan kembali makanan lokal yang ada di Indonesia. Kebijakan yang membuat sadar masyarakat pentingnya mengkonsumsi makanan yang beranekaragam. Mengkonsumsi makanan yang beranekaragam dengan jenis bahan dasar berbeda membuat tubuh mendapatkan berbagai macam nutrisi dan vitamin yang terkandung pada bahan makanan tersebut. Sektor pertanian harus disadarkan untuk menaman beranekaragam bahan pangan. Petani dapat membuat variasi pola tanam dalam satu tahun pola tanam.

Mari Kita Renungkan 

            Mengandalkan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan pangan lokal tidak cukup. Dalam diri kita harus ada niat untuk berubah mengkonsumsi berbagai macam pangan. Kita sudah seharusnya tidak terpaku dengan bahan pangan nasi saja. Namun mengembangkan jenis bahan makan dan olahan selain nasi. Memang dalam praktiknya tidak bisa langsung mengubah pola makan, tetapi dimulai dengan menyisipkan dari sesuatu yang kecil semisal camilan berbahan dasar pangan lokal. Kemudian nanti meningkat menjadi sarapan sagu atau semisal di orang jawa makan singkonga atau menyisipkan makanan lain sesuai dengan makanan yang ada di daerahnya. Hal kecil semacam ini akan membuat kebutuhan nasi semakin berkurang. Negara Indonesia tidak terlalu tergantung dengan bahan pangan nasi. Memulai memang sangat susah, tetapi kalau bukan kita yang memulainya siapa lagi. Sebagai orang tua atau orang yang sudah dewasa menanmkan kebiasaan makan makanan lokal menjadi tantangan dan menjadi suatu niat yang baik. Niat untuk mewujudkan negara dengan ketahanan pangan. Semoga kita semua lekas memulai kebiasaan baru dan salam sehat untuk kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun