Mohon tunggu...
frans hamid
frans hamid Mohon Tunggu... pns -

Penikmat sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintihan Tinta

27 April 2016   10:18 Diperbarui: 27 April 2016   10:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada musim seperti ini hujan kerap mengguyur. 

Pagi, siang dan malam atap alang mendesir jadi teman yang selalu setia mendampingi saat tinta-tinta pena merintih mengurai kata pada helai kertas kusam. 

Canda kepulan asap lisong beraroma renyah menggiringku ke sebuah persimpangan dimana busur bianglala nampak jelas terlihat dalam segelas kopi tinggal setengah.

Kucumbui malam tepat di bawah rinai gerimis, mengusap angan pada deraian air yang menetes dari dedaunan cemara.

Rembulan enggan hadir menjenguk bangku ini lagi, seakan ikut tenggelam dalam hempasan raga yang gusar.

Sebelum malam usai, kucoba titipkan harapan pada mimpi

Setidaknya saat ini kau kutemui pada pelangi malam, walaupun aku sadar bukan saatmu untuk nampakkan diri dan menjelma menjadi nyata

By: bsfrans hamid. Rtg,28/2/'16

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun