Salah satu alasan utama kenapa tubuh mudah terserang flu saat musim hujan adalah melemahnya sistem kekebalan. Perubahan cuaca yang ekstrem memaksa tubuh beradaptasi, sementara asupan gizi dan kebiasaan sehari-hari tidak selalu mendukung proses itu.
Ketika hujan datang, paparan sinar matahari berkurang drastis. Tubuh pun kehilangan kesempatan untuk memproduksi vitamin D secara alami. Padahal vitamin ini berperan besar dalam menjaga fungsi imun, termasuk produksi sel T yang melawan infeksi. Kurangnya vitamin D membuat tubuh lebih rentan terhadap virus yang masuk.
Selain itu, pola makan sering berubah di musim hujan. Banyak orang lebih memilih makanan instan atau gorengan hangat karena praktis dan enak, tapi lupa bahwa makanan semacam itu minim nutrisi dan justru meningkatkan risiko peradangan. Tubuh yang kekurangan gizi seimbang akan kesulitan membentuk antibodi yang kuat.
Kualitas tidur juga sering menurun. Cuaca dingin kadang membuat tubuh sulit bangun pagi, sementara malam yang panjang sering dihabiskan dengan menonton atau bermain ponsel. Padahal tidur yang cukup adalah salah satu senjata paling ampuh melawan flu. Kurang tidur membuat hormon stres meningkat dan sistem imun melemah.
Kebiasaan Kecil yang Tak Disadari Jadi Pemicu
Banyak orang menganggap flu sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh sendiri, sehingga pencegahannya sering diabaikan. Padahal, justru kebiasaan kecil yang terlihat sepele menjadi sumber masalah terbesar.
Kebiasaan menunda mandi setelah kehujanan, tidak mengganti pakaian basah, atau mengeringkan rambut dengan cara asal dapat memperburuk kondisi tubuh. Suhu tubuh yang dibiarkan turun terlalu lama membuat sistem imun bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan. Dalam kondisi itu, jika ada virus yang masuk, tubuh lebih sulit menahannya.
Begitu juga dengan kebersihan tangan. Meski sudah sering disosialisasikan, masih banyak orang yang jarang mencuci tangan setelah beraktivitas di luar. Padahal tangan adalah perantara utama penyebaran virus. Menyentuh wajah, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan bisa langsung memindahkan virus ke dalam tubuh.
Aspek sosial juga berperan. Dalam budaya kita yang hangat dan akrab, bersalaman, berpelukan, atau berbagi makanan menjadi hal biasa. Namun di musim flu, kebiasaan itu bisa mempercepat penularan. Menghindari kontak langsung bukan berarti menjadi tidak sopan, melainkan bentuk kepedulian terhadap kesehatan bersama.
Ada pula faktor lingkungan yang sering luput dari perhatian: kebersihan rumah dan tempat kerja. Debu yang menumpuk, karpet lembap, atau bantal yang jarang dijemur bisa menjadi tempat favorit bagi bakteri dan jamur. Ketika daya tahan tubuh melemah, paparan ini bisa memperparah gejala flu atau bahkan memicu alergi.