Pertanyaannya sekarang: apakah ini bisa diubah? Jawabannya adalah bisa, tapi tidak instan. Perubahan harus dimulai dari kesadaran kolektif. Bahwa emosi itu penting, tapi tidak boleh jadi satu-satunya kompas dalam menilai kebenaran. Bahwa setiap klik dan share punya konsekuensi sosial yang nyata.
Kamu sebagai pengguna media sosial punya peran besar. Kamu bisa memilih untuk tidak langsung percaya. Kamu bisa belajar membedakan fakta dan opini. Kamu bisa memilih untuk tidak ikut dalam arus kemarahan, dan justru menawarkan ruang untuk berdiskusi secara sehat.
Kita perlu mendesak agar sistem pendidikan memasukkan literasi digital dan emosional sebagai bagian inti dari kurikulum. Kita juga perlu menuntut tanggung jawab lebih dari platform digital agar tidak hanya mengejar untung, tapi juga mendukung ekosistem informasi yang sehat.
Dan yang paling penting, kita harus mulai menyadari bahwa di balik setiap unggahan provokatif, ada sistem yang sedang bekerja. Sistem yang tidak peduli apakah kamu benar atau salah, asalkan kamu terus bereaksi.
Karena saat kamu mudah diprovokasi, kamu bukan sedang mengontrol internet. Kamu sedang dikontrol olehnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI