Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

CFD Solusi Hijau atau Sekadar Gimik Mingguan?

15 Juni 2025   07:19 Diperbarui: 15 Juni 2025   06:20 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CFD juga bisa menjadi ajang uji coba moda transportasi alternatif. Misalnya, menyediakan sepeda gratis, shuttle bus listrik, atau bahkan memperkenalkan kendaraan berbasis tenaga surya. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya diajak untuk berhenti menggunakan kendaraan, tapi juga dikenalkan pada opsi transportasi masa depan.

Mengubah Perspektif Dari CFD ke Gerakan Kolektif

Yang terpenting dari semuanya, CFD harus dimaknai bukan sebagai hari bebas kendaraan, tapi sebagai momentum membebaskan diri dari ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Ini soal cara pandang. Ketika masyarakat masih menganggap mobil pribadi sebagai simbol status dan kenyamanan, maka perjuangan mengurangi polusi akan selalu berat.

Mengubah kebiasaan tidak cukup dengan larangan atau aturan. Dibutuhkan narasi baru: bahwa berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi publik bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga keren, sehat, dan modern.

Pemerintah punya peran penting dalam membentuk narasi ini. Jika CFD dikaitkan dengan program pengembangan transportasi publik yang lebih baik, pemanfaatan energi terbarukan, dan desain kota yang manusiawi, maka pelan tapi pasti, masyarakat akan mulai melihat CFD bukan sebagai event mingguan, tapi sebagai awal dari transformasi kota.

Yang kita butuhkan bukan hanya jalan yang bebas dari kendaraan satu hari dalam seminggu. Kita butuh kota yang setiap hari lebih ramah bagi manusia, bukan mesin. CFD adalah langkah kecil ke arah itu asal kita tidak berhenti di sana.

Penutup

CFD bukan solusi akhir, tapi ia bisa menjadi langkah awal yang kuat jika dijalankan dengan visi yang jelas. Ia harus berubah dari sekadar kegiatan rutin menjadi bagian dari gerakan kolektif untuk merebut kembali kota dari dominasi mesin. Dari CFD, kita bisa mulai membayangkan sebuah kota yang lebih tenang, lebih sehat, dan lebih manusiawi.

Apakah kita siap meninggalkan kenyamanan semu kendaraan pribadi demi udara yang lebih bersih? Atau kita akan terus menikmati CFD sebagai tontonan mingguan, tanpa pernah benar-benar berubah?

Jawabannya ada pada bagaimana kita memilih melihat CFD sebagai gimik atau sebagai kesempatan. Sebab, yang kita butuhkan bukan hanya udara yang bersih hari Minggu pagi, tapi lingkungan yang layak huni setiap hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun