Maka, kesimpulan yang adil bukanlah bahwa Gen Z takut tantangan. Mereka tidak takut. Mereka hanya hidup dalam dunia yang membebani terlalu banyak ekspektasi, terlalu cepat berubah, dan tidak memberi ruang aman untuk belajar dari kegagalan.
Apa yang dibutuhkan Gen Z adalah pemahaman. Bukan omelan. Mereka butuh sistem yang memberi ruang untuk salah, lingkungan sosial yang tidak selalu menghakimi, dan budaya yang menghargai proses, bukan hanya hasil akhir.
Sebagai masyarakat, kita perlu berhenti menyalahkan mereka dan mulai mendesain ulang lingkungan tempat mereka tumbuh. Ciptakan ruang di mana mereka bisa menguji diri tanpa rasa takut. Berikan kepercayaan, bukan tuntutan. Arahkan dengan empati, bukan dengan label generasi lemah.
Penutup:
Tantangan bukan sesuatu yang harus ditakuti. Tapi ketika dunia terlalu keras, sistem terlalu menekan, dan harapan masa depan terasa rapuh, wajar jika banyak dari Gen Z memilih menahan langkah.
Tugas kita bukan menertawakan mereka, tapi mengulurkan tangan. Karena keberanian tidak lahir dari celaan, tapi dari keyakinan bahwa kamu punya tempat untuk tumbuh, salah, dan bangkit kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI