Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kenapa Berat Badan Cendung Naik Selama Berpuasa?

24 Maret 2025   15:10 Diperbarui: 24 Maret 2025   16:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menimbang Berat Badan (Pexels/ANNUSHKA AHUJA)

Puasa sering dianggap sebagai kesempatan emas untuk menurunkan berat badan, tetapi kenapa justru banyak orang yang mengalami kenaikan berat badan selama Ramadan?

Mungkin kamu juga termasuk orang yang berharap berat badan turun selama berpuasa, tetapi setelah beberapa minggu menjalani ibadah ini, angka di timbangan malah bergerak ke atas. Tentu ini membingungkan, karena secara logika, ketika waktu makan lebih sedikit, seharusnya tubuh membakar lebih banyak lemak, bukan?

Fenomena kenaikan berat badan saat berpuasa sebenarnya bukan hal yang aneh. Ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebabnya, dan jika kamu belum menyadarinya, artikel ini akan membahasnya secara mendalam agar kamu bisa menghindari kesalahan yang sama dan tetap menjaga berat badan selama bulan Ramadan.

Pola Makan Berubah Secara Drastis, tetapi Tidak Selalu Lebih Sehat

Selama berpuasa, pola makan kita berubah dari tiga kali sehari menjadi hanya dua kali, yaitu sahur dan berbuka. Namun, perbedaan ini tidak selalu berarti tubuh menerima lebih sedikit kalori. Justru, karena waktu makan yang terbatas, kebanyakan orang merasa perlu "mengejar" asupan yang hilang dalam satu atau dua waktu makan saja.

Di sinilah masalah mulai muncul. Saat berbuka, banyak orang cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah besar karena merasa telah menahan lapar seharian. Belum lagi kebiasaan menyantap makanan tinggi gula, lemak, dan karbohidrat sederhana yang cepat diserap tubuh. Akibatnya, tubuh justru mendapatkan kelebihan energi yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak.

Sahur pun sering menjadi waktu makan yang kurang seimbang. Beberapa orang memilih makanan tinggi karbohidrat dengan harapan mendapatkan energi yang cukup sepanjang hari, tetapi malah menyebabkan lonjakan gula darah yang berakhir dengan rasa lemas dan lapar lebih cepat.

Efek "Balas Dendam" Setelah Seharian Berpuasa

Berpuasa berarti menahan lapar dan haus dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal ini bisa memicu respons psikologis yang disebut overeating compensation atau "balas dendam" saat berbuka.

Ketika kamu merasa sangat lapar, otak akan mengirimkan sinyal untuk makan lebih banyak dari biasanya. Ini adalah mekanisme alami tubuh yang sebenarnya bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan energi, tetapi jika tidak dikendalikan, hasilnya adalah konsumsi kalori berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun