Setiap orang yang mengabdikan hidupnya bagi kemanusiaan pasti pernah menghadapi tantangan. Namun, hanya sedikit yang mampu tetap teguh ketika raga tak lagi sejalan dengan semangat juang di dalam hati. Salah satu sosok yang mencerminkan keteguhan ini adalah Pastor Martinus Nule, SVD, seorang pastor dan pengembala umat yang tetap berkarya di Gereja Paroki Konrad Martubung meskipun mengalami keterbatasan akibat serangan stroke.
Di tengah kondisi fisiknya yang semakin terbatas, semangatnya tak pernah surut. Bukan hanya karena tugasnya sebagai seorang imam, tetapi karena panggilannya sebagai gembala umat yang harus terus hadir, memberikan bimbingan, dan menjadi teladan bagi banyak orang. Keberadaannya menjadi bukti bahwa pengabdian sejati tidak ditentukan oleh kondisi fisik, melainkan oleh kekuatan hati dan keteguhan iman.
Perjalanan Hidup dan Pengabdian
Pastor Martinus Nule, SVD, dikenal sebagai sosok yang tegas rendah hati dan penuh kasih dalam menjalankan tugas pastoralnya di Santo Kondrad Martubung mulai 17 September 2017 smapai hari ini . Sebagai seorang imam dan gembala umat yang telah mengabdikan hidupnya bagi gereja, ia telah melewati berbagai tantangan dalam melayani umat. Namun, tantangan terbesar datang ketika kesehatannya mulai mengalami penurunan akibat serangan stroke.
Stroke merupakan penyakit yang dapat berdampak serius pada kemampuan fisik seseorang. Tidak sedikit penderita yang kehilangan sebagian besar fungsi tubuhnya, bahkan kesulitan dalam menjalankan aktifitas atau bergerak. Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar bagi siapa pun, terutama bagi seseorang yang memiliki tanggung jawab besar seperti seorang pastor paroki.
Namun, meskipun kondisinya tidak lagi seperti dahulu, Pastor Martinus tetap berusaha menjalankan tugasnya sebisa mungkin. Ia tetap hadir di tengah umat, memberikan pelayanan ekaristi, serta menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berkarya. Baginya, pelayanan bukan sekadar tentang kondisi fisik, tetapi tentang hati yang selalu siap untuk melayani.
Makna Keteguhan Iman dalam Keterbatasan
Ketika seseorang menghadapi keterbatasan fisik, ada dua pilihan yang bisa diambil: menyerah pada keadaan atau tetap berjuang dengan segala yang dimiliki. Pastor Martin memilih yang kedua. Ia menjadikan keterbatasannya sebagai bagian dari perjalanannya dalam mengabdi, bukan sebagai hambatan yang menghentikan langkahnya.
Di dalam ajaran Kristiani, keteguhan iman sering kali diuji melalui berbagai cobaan. Tidak sedikit orang yang merasa goyah ketika menghadapi penderitaan, mempertanyakan mengapa harus melewati ujian yang begitu berat. Namun, sosok Pastor Martin mengajarkan bahwa penderitaan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari perjalanan yang harus dijalani dengan  iman kesabaran dan keikhlasan.
Dalam kondisi yang terbatas, ia tetap menunjukkan semangat untuk terus melayani. Kehadirannya yang penuh kasih tidak hanya memberikan inspirasi bagi umat, tetapi juga menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki tugas dan panggilan yang harus dijalankan, apa pun rintangannya. Dengan ketekunan dan ketulusan, ia membuktikan bahwa iman yang kuat mampu mengatasi segala keterbatasan.