Dampak Kehilangan Romantisme dalam Pernikahan
Ketika romantisme dalam pernikahan mulai berkurang, dampaknya tidak hanya dirasakan dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam aspek psikologis dan emosional pasangan. Salah satu efek paling umum adalah meningkatnya ketidakpuasan dalam hubungan. Studi yang dilakukan oleh National Marriage Project di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasangan yang melaporkan hubungan pernikahan yang kurang romantis cenderung mengalami tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang secara aktif menjaga keintiman dalam pernikahan.
Ketidakpuasan ini dapat berujung pada komunikasi yang semakin buruk. Ketika pasangan merasa tidak lagi mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari satu sama lain, mereka cenderung menarik diri atau mencari pelarian dalam bentuk lain, seperti menghabiskan lebih banyak waktu dengan pekerjaan, teman, atau bahkan media sosial.
Selain itu, kehilangan romantisme juga berpotensi meningkatkan risiko perselingkuhan. Banyak kasus perselingkuhan tidak berawal dari ketertarikan fisik semata, melainkan dari perasaan bahwa seseorang merasa lebih dihargai dan diperhatikan oleh orang lain dibandingkan oleh pasangannya sendiri.
Bagi pasangan yang memiliki anak, hilangnya romantisme juga dapat berdampak pada suasana rumah tangga secara keseluruhan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang harmonis cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep hubungan yang sehat.
Menjaga Api Cinta Tetap Menyala
Mempertahankan romantisme dalam pernikahan bukan berarti harus selalu melakukan hal-hal besar atau spektakuler. Justru, romantisme sejati sering kali ditemukan dalam tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan penuh ketulusan.
Salah satu cara paling efektif untuk menjaga kehangatan hubungan adalah dengan tetap mengutamakan komunikasi yang jujur dan terbuka. Banyak pasangan yang menganggap bahwa mereka tidak perlu lagi mengungkapkan perasaan secara eksplisit setelah menikah, karena pasangannya pasti sudah tahu apa yang mereka rasakan. Padahal, dalam kenyataannya, ungkapan kasih sayang tetap dibutuhkan untuk memastikan bahwa pasangan merasa dicintai dan dihargai.
Selain komunikasi, penting juga untuk tetap meluangkan waktu berkualitas bersama. Ini bisa berarti menjadwalkan kencan secara rutin, meskipun hanya sekadar makan malam di rumah tanpa gangguan televisi atau ponsel. Beberapa pasangan yang telah menikah selama puluhan tahun bahkan mengaku bahwa salah satu kunci hubungan mereka tetap harmonis adalah karena mereka tetap berusaha meluangkan waktu khusus hanya untuk berdua, tanpa gangguan dari faktor eksternal.
Sentuhan fisik juga memainkan peran penting dalam mempertahankan romantisme. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kontak fisik, seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau sekadar menyentuh bahu pasangan, dapat meningkatkan kadar oksitosin, hormon yang berperan dalam membangun perasaan keterikatan dan kepercayaan.
Di sisi lain, elemen kejutan juga dapat membantu membangkitkan kembali rasa antusias dalam hubungan. Tidak perlu hadiah mahal atau perjalanan mewah bahkan tindakan sederhana seperti meninggalkan catatan kecil di meja makan atau mengirim pesan manis di tengah hari dapat memberikan efek yang signifikan.