Untuk mengatasi permasalahan ini, perlu ada reformasi dalam sistem pengelolaan dana desa. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan transparansi dengan memastikan bahwa seluruh informasi terkait dana desa dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah. Pemerintah desa harus diwajibkan untuk mengunggah laporan keuangan mereka ke situs resmi desa atau aplikasi yang memungkinkan masyarakat melihat langsung bagaimana anggaran digunakan.
Selain itu, pengawasan harus diperketat dengan meningkatkan kapasitas inspektorat daerah serta memperkuat peran BPD sebagai pengawas internal. Pemerintah juga harus lebih serius dalam melakukan audit dengan turun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa proyek yang dilaporkan benar-benar ada dan dikerjakan dengan kualitas yang baik.
Masyarakat juga harus didorong untuk lebih aktif dalam mengawasi penggunaan dana desa. Sosialisasi mengenai hak-hak warga dalam mengakses informasi anggaran perlu diperluas agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pengawas yang kritis.
Lebih dari itu, diperlukan sanksi yang lebih tegas bagi pelaku penyalahgunaan dana desa. Jika kepala desa atau perangkat desa terbukti melakukan korupsi, hukuman yang diberikan harus lebih berat agar menimbulkan efek jera.
Kesimpulan
Dana desa seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pembangunan di daerah tertinggal. Namun, tanpa transparansi dan pengawasan yang ketat, dana ini justru menjadi peluang bagi oknum untuk menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi.
Jika masalah ini tidak segera dibenahi, maka impian untuk mewujudkan desa yang maju dan mandiri akan semakin jauh dari kenyataan. Oleh karena itu, semua pihak---baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga pengawas harus bersatu untuk memastikan bahwa dana desa benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat.
Jangan sampai dana desa yang seharusnya menjadi berkah malah berubah menjadi kutukan bagi masyarakat pedesaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI