Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menggunakan Paylater dengan Bijak

4 Februari 2025   08:15 Diperbarui: 4 Februari 2025   08:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paylater.(DOK. Istimewa) 

Sebagai bagian dari industri fintech, layanan paylater di Indonesia diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Regulasi ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari praktik yang tidak adil dan memastikan bahwa perusahaan penyedia layanan paylater menjalankan operasinya dengan transparan.

Namun, perlindungan hukum ini tidak berarti bahwa pengguna bisa lepas tangan begitu saja. Kamu tetap memiliki tanggung jawab untuk memahami hak dan kewajibanmu sebagai konsumen. Pastikan layanan paylater yang digunakan terdaftar di OJK dan memiliki izin resmi. Hal ini penting untuk menghindari risiko penipuan atau praktik ilegal yang merugikan.

Alternatif Mengelola Keuangan Tanpa Mengandalkan Paylater

Jika kamu merasa kesulitan mengelola penggunaan paylater, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya adalah membangun dana darurat. Dengan memiliki dana cadangan yang cukup, kamu tidak perlu bergantung pada paylater untuk menghadapi situasi tak terduga.

Selain itu, mengelola anggaran dengan lebih disiplin juga bisa membantu. Buatlah rencana keuangan yang jelas, pisahkan antara kebutuhan dan keinginan, serta alokasikan sebagian dari penghasilan untuk tabungan. Dengan cara ini, kamu bisa memenuhi kebutuhan tanpa harus berutang.

Menggunakan kartu kredit dengan bijak juga bisa menjadi alternatif. Meskipun prinsip dasarnya mirip dengan paylater, kartu kredit biasanya menawarkan manfaat tambahan seperti program cashback, poin reward, dan asuransi pembelian. Namun, tentu saja, penggunaan kartu kredit juga memerlukan kedisiplinan yang sama dalam mengelola utang.

Kesimpulan

Pada akhirnya, paylater adalah alat yang bisa sangat membantu jika digunakan dengan bijak. Namun, kemudahan yang ditawarkan juga bisa menjadi jebakan jika tidak disertai dengan kesadaran finansial yang memadai.

Kamu harus memahami bahwa setiap keputusan finansial memiliki konsekuensi. Jangan biarkan gaya hidup konsumtif atau dorongan untuk mengikuti tren membuatmu terjebak dalam utang yang tidak perlu. Jadikan paylater sebagai solusi untuk kebutuhan yang benar-benar mendesak, bukan sebagai sarana untuk memuaskan keinginan sesaat.

Dengan perencanaan yang matang, disiplin dalam mengelola keuangan, dan pemahaman yang baik tentang risiko yang ada, kamu bisa memanfaatkan paylater tanpa harus khawatir terjerat utang di masa depan. Ingatlah, kunci dari kebebasan finansial bukan terletak pada seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, tetapi seberapa bijak kamu mengelolanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun